SuaraJogja.id - Bahan sianida yang terdapat pada sate beracun racikan Nani Aprilliani Nurjaman menurut ahli farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Arief Nurrochmad sulit dideteksi. Pasalnya racun Kalium Sianida (KCN) atau yang disebut jenis C itu tidak berbau.
"Memang ini racun yang tidak berbau, jadi memang kalau dibau tidak bau gitu. Jadi dia itu kalau dikasihkan ke kopi gitu ya seperti kasus Mirna gitu ya, atau dikasih ke makanan gitu ya itu rasanya nanti agak sedikit pahit kayak almond pahit," ujar Arief saat dihubungi awak media, Senin (3/5/2021).
Arief mencontohkan bahwa dalam kasus Mirna beberapa waktu silam, yang bersangkutan merasakan pahit saat keracunan. Kondisi itu serupa yang dialami oleh Naba Faiz Prasetya (10), anak driver ojol, Bandiman di Bantul, DIY yang tidak tertolong setelah menyantap sate beracun sianida.
"Jadi makanya dulu waktu Mirna keracunan rasanya pahit itu, agak aneh dia bilang. Itu kemarin anaknya [Naba Faiz] juga menurut keterangan dari bapaknya itu terasa agak pahit maka dia minum air yang banyak, justru itu akan menambah dia semakin terserap di dalam tubuhnya itu," ungkapnya.
Baca Juga: Motif Sakit Hati ke Polisi, NA Terancam Hukuman Mati karena Sate Sianida
Tidak dipungkiri Arief membedakan makanan yang sudah beri campuran sianida atau belum itu memang susah. Terlebih ketika hanya dicek menggunakan indera penciuman saja.
Sebabnya memang racun ini berbeda dengan racun-racun lain. Dalam artian tidak ada bau yang bisa mendeteksi bahwa terdapat racun di dalamnya hanya memang rasa yang pada akhirnya mengungkapkan.
"Kalau dibau agak susah, kadang-kadang tidak terdeteksi, tidak seperti pestisida yang lain ya. Kalau racun-racun yang lain kan berbau ya, tapi kalau yang ini memang tidak berbau, sulit untuk dideteksi. Jadi memang baru terasa kalau dirasakan. Terasa agak pahit, tidak tau itu pahitnya karena apa," terangnya.
Lebih lanjut Arief menjelaskan jika racun sianida itu sudah masuk ke dalam tubuh seseorang maka akan menghambat masuknya oksigen ke dalam sel. Sehingga nantinya akan menghambat reaksi pembentukan energi di dalam sel.
Saat oksigen yang itu tidak bisa dikonsumsi atau tidak bisa masuk ke dalam sel. Maka selanjutnya tidak bisa digunakan oleh sel sehingga selnya akan lama kelamaan lemah hingga mati.
Baca Juga: Misteri Sate Beracun Akhirnya Terungkap, Wanita Muda Ditangkap
"Jadi kalau yang dampaknya dia akan seperti orang keracunan, semacam frekuensi pernapasannya itu meningkat. Seolah-olah dia kekurangan oksigen. Terus nyeri kepala, sesak napas, terus agitasinya, sama nanti berkeringat dan berbuih atau berbusa dan warnanya awalnya kemerahan karena itu jantungnya memompa untuk keseluruh tubuh," terangnya.
Berita Terkait
-
Selain Ijazah, Risman Sianipar Soroti Skripsi Jokowi yang Ternyata Berbeda dengan Teman Seangkatan
-
Datang ke UGM, Roy Suryo Ungkap Jurusan yang Diambil Jokowi Tak Ada
-
Jokowi Tak Lagi Pakai Kacamata di Masa Tua seperti di Foto Ijazah, Netizen: Kalian Percaya?
-
Jokowi Ternyata Wisuda Dulu Baru Serahkan Skripsi ke UGM, Roy Suryo: Itu kan Aneh
-
Mahfud MD: UGM Bukan yang Memalsukan Ijazah Jokowi, Tak Perlu Terlibat
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan