SuaraJogja.id - Pemkab Sleman selama ini mengaktifkan Asrama Haji dan Rusunawa MBR, Gemawang sebagai fasilitas kesehatan darurat Covid-19 (FKDC / selter) bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tak bergejala (asimptomatis).
Hanya saja diketahui, di Asrama Haji saat ini sedang dilakukan sterilisasi diikuti pemeliharaan gedung.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menyebutkan, meski sedang disterilisasi, tidak ada pemindahan pasien asimtomatis dari Asrama Haji ke rusunawa Gemawang. Pasalnya, pada 22 April 2021 lalu, pasien terakhir yang dirawat di Asrama Haji sudah selesai menjalani isolasi.
"Selanjutnya asrama akan disterilisasi lebih dahulu, setelah itu dilakukan pemeliharaan gedung, sebelum diserahkan ke pengelola Asrama Haji. MoU pemanfaatan Asrama Haji sebagai FKDC sampai Juni," terangnya, Kamis (6/5/2021).
Terdata, ada sebanyak 30 pasien asimtomatis Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rusunawa Gemawang. Nantinya, bila selama masa sterilisasi dan pemeliharaan Asrama Haji ada yang membutuhkan selter untuk isolasi, maka yang bersangkutan dirujuk ke Asrama Gemawang.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko hastaryo menyatakan, untuk mendukung pemeliharaan dan sterilisasi, Pemerintah Kabupaten Sleman sedang mengistirahatkan penggunaan Asrama Haji sebagai selter selama satu bulan.
"Rusunawa Gemawang masih tetap untuk selter isolasi. Nanti kami lihat selama satu bulan ini, selesai, setelah lebaran tidak terjadi peningkatan [kasus Covid-19], ya [selter] di Gemawang semua," tuturnya.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain pembersihan penyejuk udara, pemeliharaan rutin ruangan dan lift. Mengingat, selama digunakan sebagai tempat isolasi, lift dan ruangan-ruangan di sana nyaris tak pernah berhenti menjadi tempat keluar-masuk orang, baik petugas maupun pasien.
Sementara itu, kala ditanya jumlah ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit, Joko menyebutkan, berdasarkan data yang diperoleh pekan lalu, keterisian bed critical di Sleman menembus 55% atau 26 bed dari total 52 kapasitas disediakan. Sedangkan non critical berada pada 38% atau 179 bed dari total 443 bed.
Baca Juga: Update 6 Mei: RSD Wisma Atlet Rawat 1.381 Pasien Positif Covid-19
"Masalah bukan di ketersediaan ruang isolasi, tapi memang ruang isolasi critical juga masih terbatas. Tren saat ini, terjadi peningkatan angka Covid-19," ujarnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Update 6 Mei: RSD Wisma Atlet Rawat 1.381 Pasien Positif Covid-19
-
Coba Kabur dari ICU, Pasien Covid-19 di Sintang Meninggal Dunia
-
Isolasi Pemudik Ngeyel di Tempat Angker, Kapolres Bogor: Siang Aja Ngeri
-
Alasan Suplemen Vitamin D Wajib Dikonsumsi Pasien Covid-19
-
Gelombang Pekerja Migran Indonesia Mulai Padati Asrama Haji Sukolilo
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Rp6 Miliar Diperebutkan, Inilah Pemenang Utama IHR Piala Raja Hamengku Buwono X 2025 di Jogja
-
ODGJ di Sleman Kembali ke Masyarakat: Ini Strategi Dinkes yang Diklaim Berhasil
-
Jangan Sampai Terlambat, Prediabetes Mengintai Anak Muda: Kenali Risikonya & Cara Mengatasinya
-
Prabowo Turun Tangan, Indonesia Kirim Kontingen Terbesar ke SEA Games Berkuda, Target Emas
-
Kasus Bunuh Diri Meningkat Tiga Tahun Terakhir di Sleman, Tekanan Ekonomi Jadi Pemicu Utama