SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, pagi ini teramati juga awan panas guguran yang kembali muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan bahwa dalam periode pengamatan selama 24 jam tepatnya Kamis (6/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati sejumlah guguran lava.
Selain guguran ke arah barat daya, berdasarkan pengamatan tersebut bahkan sempat teramati juga guguran lava yang mengarah ke tenggara.
"Teramati 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya dan 1 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 600 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/5/2021).
Selain lava yang terus muncul, awan panas guguran tercatat telah dua kali terjadi selama periode pengamatan tersebut. Luncuran awan panas guguran itu masih mengarah ke barat daya.
"Teramati 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.400 m ke arah barat daya," ucapnya.
Asap kawah saat itu sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal. Dengan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Tercatat juga sejumlah kegempaan di antaranya kegempaan dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Di antaranya yakni kegempaan guguran sejumlah 160 kali, hembusan sejumlah 5 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 68 kali serta vulkanik dangkal sebanyak 21 kali.
Sementara itu pada periode pengamatan terbaru selama 6 jam tepatnya Jumat (7/5/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, tidak ada aktivitas berupa guguran lava atau awan panas yang terjadi di Gunung Merapi. Asap kawah pun tidak teramati dalam periode tersebut.
Baca Juga: Sejak Dini Hari Gunung Merapi Keluarkan 3 Kali Awan Panas ke Barat Daya
Kendati begitu sejumlah kegempaan tetap saja masih terus terjadi dari Gunung Merapi.
"Untuk kegempaan guguran ada 25 kali, hembusan hanya 1 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 16 kali dan vulkanik dangkal 3 kali," terangnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong