SuaraJogja.id - Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Sleman merilis daftar zonasi penyebaran Covid-19 di tingkat pedukuhan.
Koordinator Kesehatan Gugus Tugas Sleman Joko Hastaryo mengatakan, terdata ada 12 pedukuhan yang masuk zona merah dan oranye epidemiologi Covid-19.
Pedukuhan zona merah meliputi Bodeh, Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping; Plumbon Kidul, Kalurahan Mororejo, Kapanewon Tempel; dan Sengir, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.
"Zona oranye meliputi Patukan, Ambarketawang serta Pedukuhan Wonorejo, Selorejo, dan Kuwukan, Kalurahan Merdikorejo, Kapanewon Tempel," kata dia, Senin (10/5/2021).
Selain itu, yang berikutnya masuk zona oranye yakni Pedukuhan Plumbon Lor, Plumbon Tengah, dan Plumbon Cilik, Mororejo; Sorogenen 2, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan; serta Karang Kalasan, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan.
Joko menerangkan, zonasi tersebut berlaku selama tujuh hari, mulai 10-16 Mei 2021. Peta epidemiologi dan daftar akan diperbarui lagi pada 17 Mei 2021, menyesuaikan perkembangan kasus.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswaya menjelaskan, Pemkab Sleman akan melaksanakan apa yang menjadi instruksi dari Gubernur DIY dalam SE tentang larangan mudik.
Menindaklanjuti apa yang telah dipaparkan oleh Pemda DIY, itu juga menjadi bentuk sinergitas antara pemerintah di tingkat provinsi dan pemerintah tingkat kabupaten dan kota, sehingga masyarakat tidak kebingungan.
"Kalau kita lihat data, grafik covid kan cenderung meningkat," kata dia.
Baca Juga: 8-17 Mei 2021 Kita Belum Bisa Kunjungi Candi Borobudur
Kala disinggung tentang datangnya pemudik ke Sleman, hal itu selanjutnya sudah menjadi tugas Satgas bahwa setiap pendatang akan diminta kelengkapan dokumennya, di masing-masing kalurahan dan pedukuhan.
Mereka juga akan memantau, mendata, dan melaporkan ke Satgas Kapanewon dan Kabupaten, saat pemudik datang ke wilayah mereka.
Menyangkut poin pengawasan pemudik tidak menginap di rumah kerabatnya di Sleman, Pemkab Sleman berkoordinasi dengan Satgas Kapanewon dan Kalurahan.
Sebelumnya diberitakan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa salat Idulfitri 1442 Hijriah tidak boleh digelar di daerah zona merah dan oranye dalam peta zonasi corona.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan setiap kegiatan ibadah seperti salat tarawih, salat Id, zakat, khotbah, dan iktikaf dilarang digelar di zona merah dan oranye.
Jamaah diwajibkan untuk beribadah dari rumah masing-masing bagi penduduk di zona merah dan oranye. Pelaksanaan ibadah berjemaah hanya boleh dilakukan masyarakat di zona kuning dan hijau.
Berita Terkait
-
8-17 Mei 2021 Kita Belum Bisa Kunjungi Candi Borobudur
-
Komunitas Rental Mobil Pejuang Rupiah Pamekasan Dukung Larangan Mudik 2021
-
Penumpang Non-Mudik Diberangkatkan dari Terminal Kalideres, Ini Syaratnya
-
Redam Laju Penyebaran Covid-19 dan Varian Baru, Mari Perketat Mobilitas
-
Pengusaha Jasa Rental Mobil Dukung Kebijakan Larangan Mudik Lebaran
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!
-
Punggung Ibu, Punggung Keluarga: Kisah Buruh Gendong Menggendong Asa di Jantung Pasar Beringharjo