SuaraJogja.id - Dua orang diketahui menjadi korban penganiayaan di wilayah Ngepring, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman, Yogyakarta pada Rabu (12/5/2021) lalu. Penganiayaan yang diduga melibatkan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) itu bahkan menyebabkan satu dari dua korban meninggal dunia.
Koordinator Lapangan Forum Jogja Rembug (FJR) macan Merapi, Heri Novianto membenarkan kejadian tersebut. Disebutkan Heri, salah satu korban penganiayaan tersebut merupakan anggotanya.
"Kalau saya tahu baru setelah kejadian. Kejadian kalau tidak salah di malam [sebelum] hari raya [Idulfitri], yang menurut informasi terjadi perselisihan warga sekitar dengan kedua anak tersebut," kata Heri kepada awak media, Rabu (19/5/2021).
Lebih lanjut Heri memaparkan dua belah pihak sudah bersepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di lapangan Tritris, Padukuhan Ngepring, kalurahan Purwobinangun, Pakem, pada Rabu (12/5/2021) lalu.
Baca Juga: Sleman Disebut Zona Merah COVID-19 Indonesia, Begini Respon Dinkes Sleman
Awalnya satu pihak telah datang ke lokasi yang disetujui untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun ternyata setelah ditunggu lama pihak lainnya tidak kunjung tiba.
“Setelah ditunggu lama yang satu tidak datang dan setelah itu yang datang membawa temen beberapa orang. Pihak yang satu konfirmasi ke bapaknya dan bapaknya langsung minta bantuan ke organisasi Sanek [Santri Nekat maupun PSHT [Persaudaraan Setia Hati Terate],” paparnya.
Berdasarkan informasi yang didapat Heri, ternyata satu pihak itu melibatkan ormas lain. Massa yang sudah berkumpul saat itu sempat membuat suasana semakin memanas.
Dukuh Ngepring yang mengetahui hal itu kemudian mencoba mendamaikan dengan memediasi kedua belah pihak. Namun, kericuhan itu tak terelakkan justru setelah mediasi itu selesai dilakukan.
"Di saat pulang tersebut [setelah mediasi] sebagian anggota tersebut ada yang di belakang tiga orang dua motor. Mereka belok arah, tidak tahu ada apa, setelah itu ada senggolan atau gimana. Pada saat itu ada banyak orang yang nongkrong dan diteriaki klithih. Nah saat itu terjadi pengejaran," terangnya.
Baca Juga: Songsong Liga 1, PSS Sleman Siapkan Program Latihan Khusus
Satu orang yang menunggang motor beruntung bisa meloloskan diri dari pengejaran itu setelah melewati perkebunan. Namun dua orang yang berboncengan itu motornya malah macet.
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Brigadir AK di Polri, Dipecat Usai Tewaskan Bayi 2 Bulan Hasil Hubungan Luar Nikah!
-
Disekap di Kamar Kos, Bocah di Penjaringan Jakut Babak Belur Dianiaya Pacar Ibunya
-
Penegak Hukum Didesak Ungkap Aktor Intelektual di Balik Kericuhan Pilkada Puncak Jaya
-
Pilkada yang Bertaruh Nyawa: KPU hingga DPR Disorot soal Konflik Berdarah di Puncak Jaya
-
Satgas Damai Cartenz: Ada KKB di Balik Bentrok Pilkada Puncak Jaya Tewaskan 12 Orang
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal