Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 21 Mei 2021 | 12:10 WIB
Ilustrasi Vaksin Gotong Royong. (Dok: Mayora Group)

SuaraJogja.id - Pemberian vaksinasi secara mandiri atau gotong royong mulai berjalan sejak Selasa (18/5/2021) kemarin. Beberapa perusahaan di tingkat nasional juga mulai melaksanakan aktivitas tersebut untuk karyawannya. Jumlah vaksin yang akan digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi gotong royong sementara ini terdata sebanyak 1 juta vaksin sinopharm.

Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bantul, Abednego Dani Nugroho mengatakan terkait vaksin gotong royong belum ada pembicaraan baik di tingkat Pemerintah Kabupaten Bantul maupun Provinsi DIY.

Namun, Abed juga menambahkan pada intinya vaksin gotong royong untuk perusahaan swasta yang mendaftarkan dirinya langsung ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Secara nasional, perusahaan mendaftarkan diri ke Kadin kemudian mekanisem vaksin yang digunakan adalah Sinopharm.

"Sampai sekarang, kemarin kami zoom meeting kami belum tahu. Aplikasinya seperti apa, yang menyuntik siapa, dan lain lain belum ada yang diketahui," ujar Abed saat dihubungi Kamis (20/5/2021).

Baca Juga: Pemkab Bantul Tertibkan Pantai Parangtritis, Tuai Pro Kontra dari Pedagang

Meski sudah mulai dilaksanakan Selasa lalu, namun Abed menyebutkan belum ada petunjuk teknis yang ia terima terkait vaksin gotong royong. Sejauh yang ia tahu, saat ini masih dalam proses pendataan. Namun, kegiatan tersebut berada di luar kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

"Kami masih menunggu juknis, kalau Dinas Kesehatan dilibatkan. Kami akan ikut," imbuhnya.

Abed sendiri mempertanyakan mengenai fasilitas kesehatan yang akan melayani penyuntikan vaksin gotong royong. Bagi Dinkes daerah penting untuk mengetahui, jika ada perusahaan yang terdata di Kadin DIY, kemudian stok vaksin sudah tersedia, lantas fasilitas kesehatan apa dan siapa vaksinator yang akan menjalankan proses vaksinasi.

Sejauh ini, proses vaksinasi di Kabupaten Bantul masih sama dengan Pemda DIY. Yakni memasuki tahap kedua dengan sasaran prioritas yakni lansia. Sehingga Dinkes sendiri tengah mempercepat pendistribusian vaksin untul lansia.

Sementara untuk prioritas kedua, yakni pelayan publik. Abed menyebutkan pihaknya fokus menyasar dosen dari perguruan tinggi yang masuk ke dalam wilayahnya. Selain itu, linmas dan kader kesehatan desa juga ikut menjadi sadaran dari pelayan publik sesuai dengan arahan dari Sekretaris Daerah.

Baca Juga: Tak Ada Sanksi, Pemkab Bantul Tertibkan Pedagang Parangtritis Bertahap

"Sekarang sisa 7.500 dosis. Sudah ada arahan untuk ngebut ke pelayan publik," kata Abed.

Dari 7.500 dosis vaksin yang tersisa, seluruhnya sudah dialokasikan kepada target-targer penerimanya. Sehingga dengan kata lain, stok vaksin di Bantul saat ini sudah kosong. Namun, Abed juga mengatakan jika distribusi vaksin dari Pemerintah Pusat berjalan dengan lancar, bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

Sehingga saat ini, pihaknya bisa mempercepat langkah untuk mendistribusikan vaksin kepads target-target yang sudah ditentukan. Rencananya, minggu depan Dinkes Bantul juga akan membuka sentra vaksinasi baru untuk lebih mempermudah dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Bantul, Istirul Widilastuti mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada perusahaan di wilayahnya yang mempertanyakan mengenai vaksin gotong royong. Ia justru menduga jika para pengusaha tersebut mempertanyakan hal tersebut langsung ke Dinas Kesehatan.

"Belum ada. Paling tanyanya juga ke Dinkes," kata Tirul saat dikonfirmasi wartawan. 

Load More