Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 21 Mei 2021 | 14:48 WIB
Gambaran telur nyamuk berwolbachia, kala ditunjukkan kepada wartawan. (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menerima intervensi pelepasan nyamuk berwolbachia, lewat program Si Wolly Nyaman (Wolbachia, Nyamuk Aman, Cegah DBD di Sleman). Resmi diluncurkan pada Jumat (21/5/2021), program yang bekerja sama dengan World Mosquito Program atau WMP Yogyakarta ini, bertujuan untuk menekan tingkat penularan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, program ini sedianya dilaksanakan melalui 20 puskesmas dengan 13 kapanewon, di wilayah 39 kalurahan, dan 588 padukuhan di Sleman. Wilayah tersebut dipilih karena riwayat angka kejadian DBD yang tinggi. 

"Data Dinkes Sleman mencatat pada 2019 ada sebanyak 728 kasus DBD dengan kasus meninggal dunia sebanyak 2 orang di Sleman. Lalu, pada 2020 ada 810 kasus DBD dengan kasus meninggal sebanyak 2 orang. Untuk 2021 sampai dengan akhir April, terdapat 112 kasus tidak ada yang meninggal dunia," sebut Joko.

Nantinya, lebih dari 22.000 ember berisi telur nyamuk dan pakan nyamuk berwolbacha akan disebarkan di rumah-rumah. Ember akan dititipkan pada para orang tua asuh terpilih, di tiap-tiap padukuhan, fasilitas umum dan perkantoran. 

Baca Juga: Tampil Apik di Piala Menpora, PSS Sleman Yakin dengan Skuat Hadapi Liga 1

"Metode Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77% kejadian dengue dalam penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) di KotaJogja pada 2020," kata Joko.

Selain sosialisasi, demi mendukung ketercapaian program ini, pihaknya sudah melatih para pelatih Pelaksanaan Implementasi Perluasan Manfaat Wolbachia secara daring, pelatihan Pelaksana Program dari perwakilan Dinas Kesehatan Sleman. Pelatihan diberikan kepada perwakilan dari 20 puskesmas dan 13 kapanewon.

Peneliti WMP Yogyakarta Riris Andono Ahmad menyatakan, nyamuk Aedes aegypti berwolbachia terbukti aman. Berdasarkan analisis risiko dari tim ahli independen yang dibentuk Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kemenkes, disimpulkan bahwa risiko teknologi ini dapat diabaikan.

Teknologi nyamuk ber-Wolbachia ini merupakan langkah pelengkap dari upaya-upaya pengendalian penyakit DBD yang telah ada selama ini. 

"Diharapkan, kegiatan-kegiatan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3 M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk tetap harus dilaksanakan oleh masyarakat," terangnya. 

Baca Juga: Striker Baru PSS Sleman Dalam Proses Finalisasi

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, kerjasama Sleman dimulai sejak awal penelitian WMP Yogyakarta, ditandai pelepasan nyamuk skala kecil di padukuhan Kronggahan dan Nogotirto pada 2014.

Setelah kesuksesan penelitian teknologi Wolbachia di Kota Jogja berhasil dengan efikasi 77%, Kustini berharap manfaat program ini bisa diterima di Sleman, minimal bisa mengurangi kasus DBD hingga 50%. Diluncurkannya Program Si Wolly Nyaman tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap kesehatan warga Sleman.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More