SuaraJogja.id - Pemkab Bantul membuat perubahan dalam proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2021. Jika sebelumnya usia menjadi salah satu syarat diterimanya seorang murid, kini hal tersbeut tak menjadi syarat utama.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Isdarmoko menjelaskan bahwa tahun ini ada beberapa perbedaan kriteria penerimaan murid baru untuk jenjang SD dan SMP. Ada empat jalur yang disediakan, di antaranya adalah zonasi, afirmasi, pemindahan orang tua atau wali dan prestasi paling banyak.
"Kita di Bantul zonasi kuotanya 55 persen termasuk yang 5 persen mengakomodir yang domisili jaraknya 500 meter itu," kata Isdarmoko dalam sosialisasi di Gedung Induk Pemkab Bantul Senin (24/5/2021).
Selanjutnya untuk jalur afirmasi tersedia kuota sebanyak 15 persen, dan sudab termasuk kuot untuk Anak Berkebutuhan Khusus atau inklusi. Jalur selanjutnha adalah perpindahan orangtua atau wali hanya sebesar 5 persen. Terakhir adalah jalur prestasi dengan kuota paling banyak 25 persen.
Baca Juga: PPDB Sumbar 2021 Segera Dibuka, Ini Aplikasi Pendaftarannya
Untuk jalur zonasi sendiri akan menggunakan sistem poin. Dengan harapan, siswa bisa masuk ke sekolah yang terletak tak jauh dari kediaman mereka. Sehingga kuotanya diberikan paling besar yakni 55 persen. Ketentuannya adalah dibuktikan dengan Kartu Keluarga orangtua yang minimal sudah berusia satu tahun.
Murid yang mendaftar di sekolah dengan radius tempat tinggal masih dalam satu kecamatan akan mendapatkan 50 poin. Sementara jika berada di luar kecamatan namun beda zonasi mendapatkan poin 30 dan jika berada di luar zonasi maka poin yang didapatkan adalah 20. Setelah diberikan poin, kemudian diberikan peringkat melalui hasil ASPD.
"Jadi kita rata-rata nilai lima semester. Itu ditambah dengan rata-rata ASPD," imbuhnya.
Dari 17 kapanewon yang ada di Bantul, dibagi ke dalam lima zona. Dalam setiap zona ada yang terdiri dari empat kapanewon maupun tiga kapanewon. Pembagian tersebut diambil berdasarkan pertimbangan jarak antar kapanewon dan jumlah lulusan SD serta daya tampung di SMP.
Lima zona tersebut adalah zona satu -- Kapanewon Sedayu, Pajangan, Drandakan, dan Pandak; zona dua -- Kapanewon Sanden, Bambanglipuro, dan Kretek; zona tiga -- Kapanewon Pundong, Imogiri, dan Jetis; zona empat -- Kapanewon Banguntapan, Pleret, Piyungan, dan Dlingo; serta zona lima -- Kapanewon Bantul, Sewon, dan Kasihan.
Baca Juga: Lakukan Perubahan, Halim Berharap PPDB 2021 Berjalan Adil
Isdarmoko mengatakan, tidak perlu khawatir dengan ketersediaan sekolah. Sebab, dari data yang dihumpun, jumlah seluruh siswa SD dan MI baik negeri maupun swasta di Bantul diperkirakan akan meluluskan 14.180 siswa. Sementara daya tampung dari SMP dan MTS negeri dan swasta tersedia 14.415.
Berita Terkait
-
PPDB Resmi Berganti Jadi SPMB, Ini Tindak Lanjut Pemda
-
SPMB Andalkan Sekolah Negeri, PSPK Ingatkan Dikdasmen Masih Ada 310 Daerah Kekurangan SMAN
-
Perubahan Sistem Zonasi SPMB, Menteri Dikdasmen: Murid Bisa Sekolah Lintas Provinsi, Asalkan Dekat Rumah
-
SPMB 2025 Apa Ada Zonasi? Penerimaan Siswa Jalur Baru Sistem Pengganti PPDB
-
PPDB Diganti SPMB! Apa Bedanya? Cek Selengkapnya di Sini!
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin