Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 26 Mei 2021 | 12:04 WIB
seorang netizen curhat harga makanan di Jogja mahal. [cetul.22]

SuaraJogja.id - Seorang netizen baru-baru ini mengeluhkan soal harga makanan di Jogja mahal, terutama di kawasan wisata Malioboro.

Diunggah akun Instagram @cetul.22, tampak dalam video seorang perempuan mengabarkan sedang berada di kawasan Jalan Malioboro. Sambil berjalan ia mengeluhkan harga makanan di lokasi wisata yang dikunjunginya harganya tak masuk akal.

Ia bercerita sejumlah lesehan di kawasan Malioboro yang harganya di luar nalar. Ia mengaku tak habis pikir harga seporsi nasi pecel lele bisa seharga Rp27 ribu itupun belum plus lalapan.

"Hai semuanya aku lagi ada di jalan Malioboro. Di sini tuh banyak banget lesehan-lesehan makanan yang beberapa itu harganya di luar nalar," ucapnya.

Baca Juga: Profil Umbu Landu Paranggi: Presiden Malioboro Meninggal di Usia 77 Tahun

Ia mengungkapkan sebelumnya sejak awal sudah berusaha waspada dengan menanyakan harga makanannya terlebih dahulu, tetapi akhirnya terjebak juga.

"Yang kita kenal itu harga makanan di Jogja itu murah, tapi nyatanya terlepas dari ini tempat wisata atau daerah turis harganya tuh makan pecel lele (20k) belum sama nasi, tambah nasi (7K) plus ternyata kita pesen lalap tambah 10 ribu," sambungnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan mengapa tidak pergi saja setelah sudah tahu harganya mahal? alasannya lantaran sudah lapar dan minuman yang dipesannya sudah terlanjur diantar.

"Kenapa ga pergi aja klo udah tau mahal?krn gue udah laper+keburu duduk+minuman udah dianter duluan, kaya gamungkin w batalin," katanya.

"Kenapa kapitalis banget, haloo," kata dia mengakhiri sesi curhatnya.

Baca Juga: Presiden Penyair Malioboro, Umbu Landu Paranggi Tutup Usia

Video itu pun direspon beragam oleh netizen lain yang menontonnya.

"Betul sekali..sama apa yang gw rasain, waktu gw ke Jogja makan pecel lele pinggiran malioboro sambel sama lalapnya nggak include jadi harus bayar 15 ribu trus nasi lelenya 27 ribu jadi total 42 ribu," kata david*****

"2012 saya dari kalimantan berlibur ke jogja dgn ortu. Makan lalapan juga. Tapi harga dinaikkan. Otomatis kami protes, karena kami memang paham dicurangin wkwkwk. Tapi itu hanya beberapa penjual... karena habis itu kami makan juga ditempat lain, dan harganya standard," tulis dio*****

"Oknum di semua tempat wisata manapun ad mb, Mkanya pinter2 qt cari mkan di kampung org, bnyk nanya sm kanan kiri," ucap cie*****

"Makan di resto ngk protes y, padahal yg di makan sama, ada nasi, ad lauknya, ada air minumnya," kata arif****

"Di lesehan jogja sekarang sudah tercantum harga nya utk kawasan malioboro .kalo tdk ada lbh baik jgn beli. Laporin ada petugas kok di malioboro," jelas sult****

Sebelumnya, kasus harga makanan di Jogja yang mahal terutama di kawasan Malioboro sempat jadi perhatian pemkot Kota Jogja. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, Ekwanto menegaskan akan memberikan sanksi tegas terhadap pedagang kaki lima di kawasan malioboro yang memberi harga mahal di atas kewajaran. 

"Jangan coba-coba memberi harga di atas kewajaran. Tahun lalu sudah berjalan dengan baik. Harapannya tahun ini pun pedagang kaki lima memiliki kesadaran sama," ucapnya pada 2019 lalu. 

Ia menyebut kala itu, apabila ditemukan PKL di Malioboro yang nakal dengan memberikan harga di luar batas kewajaran akan dapat sanksi berupa larangan untuk berjualan. Sebab jika ini dibiarkan akan memberi citra buruk terhadap pariwisata Jogja. 

"Jadi jangan membuat citra malioboro khususnya menjadi buruk. Seluruh pelaku wisata di malioboro harus saling membantu untuk menjaga citra kawasan dengan memberikan pelayanan terbaik," tegasnya. 

Load More