SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 telah berlangsung 1 tahun lebih. Perilaku baru diterapkan oleh pemerintah agar dapat meminimalisir penularan Covid-19. Mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan menjadi menu wajib yang harus dilaksanakan setiap orang.
Tak terkecuali di industri pariwisata, aturan tersebut juga harus diterapkan. Para pengelola objek wisata harus menyediakan sarana protokol kesehatan tanpa terkecuali. Peralatan cuci tangan menjadi tolok ukur adanya sarana protokol kesehatan di era pandemi ini.
Namun, kewajiban untuk cuci tangan di destinasi wisata ini memang menjadi buah simalakama, terutama untuk objek wisata yang berada di ketinggian dan susah mendapatkan air bersih. Apalagi untuk kebutuhan mereka sehari-hari, pengelola harus membeli air.
Seperti yang dialami oleh pengelola objek wisata Puncak Sosok, yang berada di Pedukuhan Jambon, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul. Pengelola objek wisata di atas bukit belakang TPST Piyungan, yang notabene semuanya warga Jambon, setiap bulan harus mengeluarkan dana hingga belasan juta untuk membeli air.
Baca Juga: Abai Prokes, Satgas Covid-19 Soroti Kerumunan di Danau Sunter saat Libur 1 Juni
Ketua Kelompok Sadar Wisata Puncak Sosok Rudi Haryanto (35) mengungkapkan, Puncak Sosok destinasi wisata berbasis masyarakat yang booming selama dua tahun sebelum pandemi Covid-19. Selama tahun 2018 dan 2019 atau sebelum pandemi, Puncak Sosok ramai dikunjungi wisatawan. Hampir setiap hari, ribuan orang datang mengunjungi Puncak Sosok untuk berburu matahari terbenam dan menikmati suasana malah hari dari atas bukit.
Kini, Puncak Sosok mencoba kemballi bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19. Mereka mencoba kembali bergerak usai tutup hampir 7 bulan lamanya karena Pandemi Covid-19. Mereka berupaya keras untuk mengembalikan kejayaan Puncak Sosok.
Namun tidak banyak yang tahu, Puncak Sosok dulunya hanyalah sebuah padang ilalang di atas perbukitan dan beberapa tanaman keras lainnya. Puncak Sosok dulunya hanya dijadikan sebagai tempat untuk mencari pakan ternak karena letaknya yang cukup jauh dari pemukiman.
"Di sana juga tidak ada sumber air. Kami harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari," paparnya, Rabu (2/6/2021), ketika dihubungi.
Di awal Puncak Sosok dirintis, fasilitas kali pertama yang dibuat adalah trek sepeda downhill karena dari pengamatan mereka selama ini, pengunjung yang datang ke Puncak Gebang adalah para pencinta sepeda.
Baca Juga: Geram 10 Tahun Air Bercampur Lumpur, Puluhan Warga di Banyumas Geruduk Balai Desa
Mereka mencoba trek naik ke perbukitan dan berakhir di Puncak Gebang untuk berburu foto. Puncak Gebang adalah destinasi yang mereka rintis sebelum Puncak Sosok ada.
Berita Terkait
-
Penuhi Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Layak, Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor
-
Salurkan Bantuan Sanitasi Layak dan Air Bersih, PNM Peduli Masa Depan Sehat
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin