SuaraJogja.id - Perwakilan Anggota Kawula Muda Desa Wadas, Azin Muhammad menegaskan mayoritas warga di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah masih tetap menolak adanya pertambangan di wilayahnya. Hal ini merespon informasi yang beredar bahwa sebanyak 70 persen warga Wadas setuju pertambangan.
"Banyak yang mengatakan bahwa yang pro [pertambangan] itu yang setuju sebanyak 70 persen, hal ini perlu kami jelaskan bahwa 70 persen itu dari warga sendiri tidak ada," kata Azin saat ditemui awak media di depan kantor Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Kamis (3/6/2021).
Menurut Azin, warga yang akhirnya setuju dengan penambangan di Desa Wadas mayoritas justru berasal dari orang yang berada di luar desa. Artinya orang tersebut hanya mempunyai tanah di Desa Wadas dan tidak ditempati.
Hal itu yang seolah menjadi landasan bahwa warga yang setuju penambangan adalah warga Desa Wadas sendiri. Padahal sebenarnya orang yang menang tinggal benar-benar di desa tersebut tidak pernah setuju dengan penambangan itu.
Baca Juga: Mitos Ki Angkong Penjaga Jalan Magelang-Purworejo
"Mereka [warga yang tinggal di luar Desa Wadas] mungkin cuma akan menjualnya [tanah] tapi bagi kami yang hidup di Desa Wadas tentu akan merasakan dampak yang sangat besar ketika penambangan itu terjadi. Itu yang tidak diharapkan," ungkapnya.
Azin menyebut bahwa informasi sebanyak 70 persen warga setuju penambangan itu adalah hoaks. Sebab memang tidak ada landasan dan bukti pasti dari informasi yang beredar itu.
"Jadi 70 persen setuju pertambangan itu hoaks yang sangat besar karena pada kenyataannya orang yang pro ini kurang dari 20 persen," tegasnya.
Bahkan Azin dapat membuktikan sebelum keberangkatannya bersama dengan belasan warga Desa Wadas ke Kantor BBWS-SO, hampir seluruh warga desa yang terdiri dari ratusan orang turut mengantarkan. Tidak lupa mereka juga memberikan doa bersama sebelum berangkat.
Sebelumnya diberitakan belasan warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah menggelar aksi di depan kantor Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Kamis (3/6/2021). Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan perpanjangan Izin Penerapan Lokasi (IPL) Bendungan Bener yang sesuai ketentuan akan habis pada Sabtu (5/6/2021) mendatang.
Baca Juga: Bentrokan di Desa Wadas, Kapolres Purworejo Dipolisikan
Ketua Gerakan masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), Insin, menegaskan sejak awal tepatnya 2018 hingga kapan pun warga Desa Wadas teguh untuk menolak penambangan quarry tersebut.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Budi Arie Bakal Kembalikan Dana Haji yang Dipakai IKN Rp 700 Triliun, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Video Ricuh DPR untuk RUU Perampasan Aset Ternyata Hoaks
-
Viral Video Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia, Fakta Sebenarnya Mengejutkan!
-
Bandara Soetta Bantah Isu Kebakaran, Deputi Komunikasi Sebut Ada Pabrik Plastik yang Terbakar
-
CEK FAKTA: Petugas Temukan Tumpukan Uang Terkait Kasus Korupsi Pertamina
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini
-
Kembali ke Pasar Tradisional, Hadiri Record Store Day Yogyakarta 2025 dengan Rilisan Fisik
-
Sejumlah Korban Kekerasan Seksual Guru Besar Farmasi Trauma, Ini yang Dilakukan UGM