SuaraJogja.id - Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memastikan belum terdeteksi munculnya virus Covid-19 varian baru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hingga saat ini pemeriksaan 'whole genom sequencing' (WGS) atau surveilans genom terhadap beberapa sampel masih terus dilakukan untuk melacak kemungkinan munculnya virus Covid-19 varian baru.
"Iya, belum ditemukan, belum dideteksi gitu ya, adanya varian off concern [varian baru virus Covid-19] di Yogyakarta sampai saat ini," kata Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dr Gunadi saat dihubungi awak media, Senin (7/6/2021).
Perlu diketahui sesuai arahan WHO untuk menghindari stigmatisasi. Sekarang virus Covid-19 varian baru tidak lagi menyebut nama negara asal pertama dideteksi varian tersebut.
Baca Juga: Pandemi Urung Usai, Kegiatan Sunmor di UGM Belum akan Dibuka
"Jadi sekarang kita nyebutnya, misalnya varian Inggris itu disebut varian alpa, lalu varian Afrika Selatan itu varian beta, lalu varian Brazil itu varian gama, dan varian India itu disebut varian delta. Varian yang off concern ada empat itu tadi," paparnya.
Terkait dengan sampel yang telah diperiksa, Gunadi menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada 16 sampel. Dengan rincian 12 sampel berasal dari Cilacap, 2 sampel dari Yogyakarta yakni Bantul dan Sleman dan 1 sampel masing-masing dari Solo dan Jepara.
Berdasarkan pemeriksaan itu semua sampel termasuk satu dari DIY sudah dinyatakan bukan termasuk varian baru virus Covid-19. Sementara 1 sampel dari DIY tepaynya, Bantul tidak dapat terdeteksi karena CT Value yang terlalu tinggi.
"Dua-duanya yang satu bukan varian off concern atau bukan varian alfa, beta, gama dan delta. Lalu yang dari Bantul tidak keluar karena CT valuenya 33 terlalu tinggi kan minimal 25 ke bawah CT valuenya itu. Jadi kalau terlalu tinggi jumlah virusnya terlalu sedikit untuk di genom sequencing," tuturnya.
Disampaikan Gunadi, dua sampel yang berasal dari DIY itu memang telah memenuhi kriteria untuk dilakukan pemeriksaan WGS.
Baca Juga: UGM Segera Gelar KBM Bauran, Diprioritaskan Mahasiswa DIY dan Sekitarnya
Satu sampel, kata Gunadi, dilakukan pemeriksaan setelah pasien dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan satu sampel lagi berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Berita Terkait
-
Komnas HAM Tegaskan Guru Besar UGM dan Dokter Residen Pelaku Pelecehan Harus Dihukum Lebih Berat!
-
Predator Seksual Berkedok Profesor, Guru Besar UGM Ramai Disebut Walid Versi Nyata
-
Cabuli Mahasiswi, Legislator PKB Geram Aksi Predator Seks Guru Besar UGM: Jangan Dikasih Ampun!
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD