SuaraJogja.id - Pihak kepolisian berhasil meringkus 10 orang pelaku pengeroyokan di Jalan Amri Yahya, Wirobrajan, Yogyakarta yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Meski sempat melarikan diri ke luar kota dan melakukan perlawanan kepada petugas, tetapi akhirnya pelaku berhasil diamankan, dan beberapa lainnya menyerahkan diri.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Riko Sanjaya menjelaskan bahwa penangkapan berawal dari kesaksian warga sekitar TKP yang menyebutkan, pelaku merupakan warga Gampingan, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Selain asal, pihak kepolisian juga mengantongi ciri-ciri serta nama 10 pelaku.
Pada Jumat (4/6/2021) pukul 22:00 WIB didapat informasi bahwa salah satu pelaku berinisial T berads di kediaman salah satu temannya di Jetis, Yogyakarta dan akhirnya berhasil ditangkap. Satu hari setelahnya Sabtu (5/6/2021) polisi berhasil kembali mengamankan salah satu pelaku berinisial BA alias Dobleh berhasil diamankan pukul 03:30 WIB.
"Terhadap dua pelaku dibawa ke Polresta Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Roni dalam jumpa wartawan di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (8/6/2021).
Akibat melakukan perlawanan terhadap petugas, kedua pelaku akhirnya dihadiahi timah panas di bagian kaki. Keduanya berjalan pincang sembari dibantu oleh rekan-rekannya saat ikut hadir dalam jumpa wartawan di Mapolresta Yogyakarta. Setelah dua orang pelaku ditangkap, polisi juga menyampaikan informasi kepada warga di sekitar TKP.
Selanjutnya, delapan orang pelaku lainnya satu per satu keluar dari persembunyiannya. Mereka juga menyerahkan diri ke pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Dua orang pelaku, salah satunya yang memiliki permasalahan dan menjadi ide pengeroyokan berinisial SI, sempat melarikan diri ke luar kota dan menyerahkan diri paling terakhir.
Beberapa barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi adalah beberapa potong bambu yang digunakan untuk memukul korban. Kemudian beberapa botol minuman keras, dengan kondisi ada yang pecah karena digunakan untuk memukul kepala dan tubuh korban. Sepasang sendal milik pelaku, dan sepasang lainnya milik korban.
"Sebilah pisau dapur yang masih dalam pencarian atau daftar pencarian barang, begitu juga sebilah pisau lipat," ujar Roni.
Dari berbagai barang bukti yang telah diamankan, polisi juga masih mencari barang bukti berupa pisau dapur dan pisau lipat yang dibuang oleh pelaku ke Sungai Winongo. Sementara barang bukti yang disita dari saksi adalah sebuah baju milik korban yang bersimbah darah.
Baca Juga: Meja Tempat Ngopi Disenggol Pria Tak Dikenal, Kemudian Terjadi Hal Tak Terduga
Roni menjelaskan bahwa motif pengeroyokan yang terjadi Kamis (3/6/2021) pukul 00:30 WIB di sisi Timur Jogja National Museum tersebut adalah sakit hati atau dendam pribadi. Antara pelaku berinisial SI alias Gonteng sempat memiliki permasalahan dan terlibat perkelahian di kawasan Kasihan, Bantul Rabu (2/6/2021). Perselisihan tersebut kemudian dilanjutkan di Gampingan dan berujung hilangnya nyawa Wajik, teman dari saksi T.
Tersangka utama, setelah memiliki permasalahan dengan saksi T lantas menghubungi rekannya berinisial K yang datang membawa pisau lipat. Sedangkan tersangka sendiri membawa pisau dapur saat menemui korban dan rekan-rekannya pada pertemuan kedua di Gampingan. Sepuluh orang tersangka sendiri dikenal sebagai kelompok atau teman bermain sebaya di lingkungan rumah.
"Sempat ribut, sempat berkelahi namun dipisahkan. Malamnya ingin diselesaikan nah ternyata terjadilah hal tersebut," ungkapnya.
Dari pengakuan pelaku, saat melancarkan aksinya mereka dalam keadaan sadar, tidak berada dalam keadaan mabuk atau pengaruh minuman keras atau obat-obatan.
Selanjutnya, Kanit Jatanras Iptu Dodik Kurniawan menjelaskan peran dari 10 orang pelaku. Delapan di antaranya merupakan warga Yogyakarta dan 2 sisanya adalah warga Bantul. Pelaku berinisial TOD alias Tebo (23) merupakan seorang mahasiswa, berperan memukul dengan botol minuman keras mengenai punggung korban. Serta menggunakan bambu untuk memukul tangan dan pundak kiri korban.
Pelaku kedua berinisial BAS alias Ndobleh (20) sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir. Ia berperan melempar botol ke arah korban dan mengenai kepala kiri korban. Kemudian memukul korban dengan botol minuman keras yang mengenai punggung dan juga membanting korban hingga akhirnya terjatuh.
Berita Terkait
-
Meja Tempat Ngopi Disenggol Pria Tak Dikenal, Kemudian Terjadi Hal Tak Terduga
-
Gara-gara Telat Layani Kasih Jatah Mingguan, Pedagang Ikan Bakar Dikeroyok Puluhan Preman
-
Riwayat Pemuda Tewas di Pasar Gampingan, Alami Pengeroyokan Saat Dampingi Teman
-
Gegara Saling Tatap di RM Nelongso, Drivel Ojol Apes Dikeroyok Gerombolan Remaja
-
Dituding Sembunyikan Penabrak PNS, Kanit Intel Polsek Moraid Dikeroyok Warga
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Keracunan Makan Bergizi Gratis: Pemda DIY Murka, Tuntut Sanksi Tegas
-
HUT ke-38 Swiss-Belhotel International, Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Adakan Bersih Pantai
-
Ijazah Setara SMA Gibran: Roy Suryo Bongkar Data Berubah-ubah, Ada Manipulasi?
-
DANA Kaget Hari Ini, 3 Link Aktif yang Bisa Kamu Klaim di Sini
-
83 Pejabat Dirotasi Bupati, Harda Kiswaya Akui Tak Segan Ganti yang Dinilai Tak Mampu