Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 11 Juni 2021 | 17:26 WIB
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo dan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Marlina Handayani menyampaikan paparan terkait Work From Jogja, Kamis (10/09/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Deddy Pranowo mengungkapkan, wacana Work from Jogja bisa saja dijalankan untuk memulihkan perekonomian dan pariwisata di DIY. Apalagi, infrastuktur, objek wisata, protokol kesehatan, dan sumber daya manusia di DIY sudah siap.

Namun, kebijakan tersebut juga harus dibarengi konsistensi pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam membuat kebijakan. Menurut Deddy, jangan sampai saat wacana tersebut diberlakukan, pemerintah mengubah terus kebijakan dalam waktu singkat.

"Kita menunggu keputusan dari pemerintah untuk work from jogja. Yang kita minta sekarang ini jangan sampai ada kebijakan pemerintah yang mendadak berubah-ubah," ungkap Deddy di Hotel D'Senopati, Kamis (10/06/2021).

Menurut Deddy, konsistensi pemerintah dalam menerapkan kebijakan tanpa berubah secara mendadak tersebut sangat dibutuhkan pelaku wisata di DIY. Sebab berdasarkan pengalaman selama ini, program pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi di DIY sulit diterapkan maksimal karena kebijakan yang sering berubah.

Baca Juga: Pengelola Minta Maaf, PHRI DIY Akan Tertibkan McDonald's

Akibatnya pariwisata yang menjadi sektor yang terdampak pandemi COVID-19 sulit untuk pulih. Dari sisi bisnis perhotelan di DIY misalnya, akibat kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat saat libur Lebaran 2021 beberapa waktu terakhir membuat okupansi hotel sempat dibawah 10 persen. Kondisi ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Namun setelah selesainya pembatasan mudik pascalibur Lebaran, okupansi hotel kembali naik cukup signifikan antara 25-30 persen. MICE dari instansi baik negeri maupun swasta dari dalam dan luar daerah yang menyumbang okupansi hotel.

"Karenanya kita dukung work from jogja, namun jangan aji mumpung dan hanya jadi wacana," tandasnya.

Deddy menambahkan, PHRI belum diajak koordinasi oleh Pemda DIY dalam penerapan Work from Jogja. Termasuk wacana pemberian insentif dari pelaku pariwisata. Namun Deddy memastikan semua hotel dan restoran, baik yang bintang maupun non bintang siap menerapkan kebijakan Work from Jogja.

"Kita butuh koordinasi pemda karena sebelum work from jogja sudah banyak asn dan instansi yang meeting di jogja sampai 15 persen. Ini menjadi angin segar bagi kita," paparnya.

Baca Juga: Siap Realisasikan Work from Jogja, Pemda Bakal Beri Diskon Pecel Lele

Sementara Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Marlina Handayani mengungkapkan, pelaku pariwisata di DIY harus mampu membuat terobosan. Dengan demikian perekonomian DIY bisa pulih tanpa melupakan protokol kesehatan.

"Promosi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata di diy," paparnya.

Waka Bidang Pengembangan Produk Asita DIY Andri Supriatna Sasmita menambahkan pihaknya tengah menyiapkan dua event untuk meningkatkan kreativitas pelaku wisata di DIY.

"Kita mendatangkan seller dari luar Jogja tentunya seller ini destinasi wisata, dinas pariwisata dari luar pulau Jawa, hotel di luar Jogja dan hotel di Jogja," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More