SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyatakan terdapat kenaikan dalam Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian kasus Covid-19 di Bumi Sembada. Kenaikan tingkat kematian itu cukup dirasakan pada bulan Juni ini.
Informasi itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo saat dihubungi awak media, Minggu (13/6/2021).
Joko tidak menampik bahwa kasus fatality rate atau tingkat kematian kasus Covid-19 di Sleman meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
"Case Fatality Rate (CFR) sudah diangka 2,91 persen. Meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya," kata Joko.
Baca Juga: 3 Pegawai Positif Covid-19, Swalayan di Sleman Tutup Sementara
Lebih lanjut Joko menuturkan dari awal bulan Juni hingga pertengahan tepatnya tanggal 11 Juni 2021 kemarin. Setidaknya sudah ada 27 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia.
"Untuk bulan Juni sampai dengan tanggal 11 kemarin ada 27 kasus konfirm [positif Covid-19] meninggal dunia. Mayoritas lansia dan dengan komorbid," ujarnya.
Menilik beberapa bulan ke belakang, kematian kasus Covid-19 di Sleman mulai dapat dikatakan meningkat sejak Mei lalu.
Berdasarkan catatan yang diterima oleh Dinkes Sleman, mulai mulai bulan Januari terdapat 87 kasus yang meninggal. Kemudian bulan Februari tercatat 90 kasus dinyatakan meninggal dunia.
Kondisi cukup berbeda dirasakan pada bulan Maret lalu yang sempat turun menjadi 45 kasus kematian. Namun pada bulan April angkat tersebut kembali naik menjadi 59 kasus hingga pada bulan Mei kemarin ada 92 kasus.
Baca Juga: Misi Khusus PSS Sleman Saat Uji Coba di TC Cikarang
Belum lama ini kasus Covid-19 di Sleman tercatat juga mengalami kenaikan. Termasuk dengan munculnya kembali beberapa klaster di sejumlah kampung.
Terbaru ada sebanyak 36 warga di Dusun Ngrangsan, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah total 36 orang itu, ada satu warga yang dinyatakan meninggal dunia.
Selain itu ada pula sebaran kasus Covid-19 di Plosokuning V, Minomartani, Ngaglik, Sleman. Hampir sama, sebanyak 34 orang di dusun tersebut dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, akibat melonjaknya sebaran kasus Covid-19 yang tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Sleman saja melainkan di DIY secara keseluruhan mendapat perhatian dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.
Menurutnya Pemda DIY tetap akan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berskala (PPKM) Mikro. Namun bakal ditambah juga dengan sejumlah aturan baru yang akan mulai berlaku saat perpanjangan PPKM Mikro pada 15 Juni 2021 mendatang.
"Kami berprinsip tetap akan menggunakan PPKM yang ada tapi mungkin ada tambahan-tambaha [aturan] secara teknis lebih mikro gitu," ungkap Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/06/2021).
Dicontohkan Sultan, perijinan kegiatan yang digelar masyarakat dibuat berlapis. Kalau sebelumnya hanya satu tingkat, maka nantinya dibuat berlapis hingga ke tingkat atas.
Berbagai kegiatan yang digelar masyarakat pun akan dibatasi. Kalau sebelumnya kapasitas satu acara hanya 50 persen maka kedepan hanya 25-30 persen.
"Untuk perizinan [kegiatan] tidak hanya desa tapi juga kapanewon menerbitkan rekomendasi dengan harapan untuk bisa saling mengontrol [kerumunanan]," ungkapnya.
Sultan menambahkan Pemda juga akan mengontrol tempat-tempat keramaian yang menimbulkan kerumunan. Sebab banyak klaster muncul saat ini di tingkat lingkungan terdekat.
Sementara itu Pemkab Sleman juga telah menerbitkan surat instruksi agar setiap kalurahan memiliki selter Covid-19. Surat instruksi tersebut ditetapkan pada Jumat (11/6/2021) dan dinyatakan mulai berlaku pada 14 Juni 2021.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang menandatangani surat itu, menyatakan, instruksi turun setelah Pemkab Sleman memperhatikan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sleman yang masih tinggi.
"Selain itu, kasus aktif harian terus bertambah dan kapasitas isolasi di Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) terbatas," jelasnya.
Kalurahan diminta agar membentuk selter Covid-19 tingkat kalurahan, sebagai fasilitas isolasi dan karantina dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari penyelenggaraan Posko Penanganan Covid-19 tingkat Kalurahan.
Berita Terkait
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
-
Hasil BRI Liga 1: Drama 5 Gol, Persis Solo Kalahkan PSS Sleman
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada