SuaraJogja.id - Tokoh keagamaan yang juga tokoh bangsa, Buya Syafii Ma'arif menyebut bahwa Indonesia saat ini sedang krisis negarawan. Buya Syafii menilai bahwa saat ini lebih banyak politisi.
Hal itu dia sampaikan saat bertemu dengan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan juga Agus Gumiwang di kediamannya Jalan Halmahera, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Sabtu (19/6/2021).
"Saya bilang kan, kita ini krisis negarawan, yang banyak (malah) politisi. Ini yang menyebabkan negara terpontal-pontal karena tidak ada negarawan," ujar Buya Syafii ditemui wartawan, Sabtu.
Buya Syafii mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah didera banyak persoalan, mulai dari korupsi, kerusakan lingkungan, termasuk Covid-19.
Baca Juga: Airlangga dan Agus Gumiwang Kunjungi Buya Syafii Maarif di Sleman, Ini yang Dibahas
"Tantangan kita jelas banyak sekali, nah ini yang perlu diperhatikan lagi termasuk Covid-19, korupsi. KPK juga tidak seperti yang kita harapkan," jelas dia.
Buya Syafii menilai jika terjadinya hal tersebut hingga krisis negarawan lantaran Indonesia lebih kepada kepentingan partai.
"Mungkin walupun namanya kabinet presidential tapi kan ada partai-partai. Sementara partai itu haluannya tidak sama. Mereka punya kepentingan dan strategi masing-masing. Jadi inikan presidintial tetapi serasa seperti parlamenter itu kan sulit sekali," jelas dia.
Buya Syafii mengaku bahwa ini adalah dinamika sebuah politik di dalam negara. Dirinya hanya berpesan agar dilalui tanpa harus kehilangan semangat kebangsaan.
"Itu hasil politik kita, mau apa lagi, lalui saja. Yang penting kesetiaan kepada bangsa dan negara ini jangan sampai lemah dan berkurang," jelas Buya Syafii.
Baca Juga: Ziarah ke Astana Oetara, Ternyata Airlangga Hartarto Keturunan Trah Mangkunegara
Ia meminta untuk kembali memunculkan nilai patriotisme. Terutama dalam Pasal 33 UUD 45 dan sila kelima dalam Pancasila, dimana kesejahteraan untuk bangsa dan negara.
"Saya sampaikan pada Menko (Airlangga) tadi, sila kelima Pancasila dan Pasal 33 UUD 45. Sejak kita merdeka, (kesejahteraan) itu masih menggantung di awan tinggi, sampai hari ini. Tujuan kemerdekaan kan itu," jelas Buya Syafii.
Berita Terkait
-
Amerika Serikat dan Indonesia Optimis untuk Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dalam Pemerintahan Baru
-
Rekam Jejak Buya Syafii Maarif, Jurnalis yang Jadi Ketum PP Muhammadiyah dan Disebut Layak Jadi Pahlawan Nasional
-
Profil Agus Gumiwang Kartasasmita: Dulu "Ditendang" Aburizal Bakrie Ulah Dukung Jokowi, Kini Plt Ketum Golkar!
-
Aksesi OECD Bantu Transformasi Positif Perekonomian Indonesia, Tim Nasional Susun Initial Memorandum
-
Dubes Tiongkok Pamit kepada Menko Bidang Perekonomian RI, Bahasan Investasi Jalan Terus
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia