SuaraJogja.id - Berbagai kendala dihadapi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19. Mereka pun melakukan beragam langkah agar bisnis tetap berjalan.
"Semua UMKM bisa dibilang sama. Masalahnya di bidang pemasaran. Kondisi seperti ini, ada yang kolaps, ada yang beralih ke usaha lainnya," ungkap pemilik Creative Batik, Khaleili Nungki Hashifah saat dihubungi Suarajogja.id via telepon, Rabu (16/6/2021) lalu.
Nungki mengaku telah melakukan berbagai inovasi bisnis sejak akhir Februari 2020. Pertama, dia memanfaatkan kain perca untuk membuat masker dan mendapat sambutan positif dari konsumen.
Saat jumlah produsen masker kain meningkat pesat, Nungki mengajak para penjahit yang bekerja sama dengan Creative Batik untuk membuat baju alat pelindung diri (APD). Produk ini pun laris manis, bahkan sempat mendapat pesanan 3.000 APD dari salah satu kampus di Jogja.
"Bahan APD kita ambil dari Balai Besar Tekstik Bandung dan sudah sesuai standar Kemenkes," ujar Nungki.
Nungki juga putar otak agar produk batik tetap laku, salah satunya dengan mengusung konsep hampers. Meski begitu, salah satu hal yang tidak bisa dihindari adalah banting harga.
"Tidak sampai jual rugi, kita ambil marginnya sedikit karena yang penting barang bisa keluar. Tenaga kerja juga bisa produksi terus," kata Nungki.
"Konsep saya, usaha itu yang penting jangan sampai karyawan berhenti kerja. Kalau bisa, malah tetap cari karyawan karena sekarang banyak orang butuh pekerjaan," imbuhnya.
Di sisi lain, pemilik usaha kuliner Sunyo Brownies, Putri Fe justru mengaku tidak mengalami kendala di bidang pemasaran selama pandemi.
Baca Juga: Kolaborasi Jadi Kunci Utama Pemberdayaan Sektor UMKM
"Dari segi pemasaran tidak ada perubahan signifikan. Dari awal, segmentasi produk kita memang orang-orang yang menyukai makanan sehat sehingga tetap dicari walau pandemi. Omset relatif stabil," ungkap Putri Fe kepada Suarajogja.id, Rabu sore.
Sejak awal berjualan kue sehat, Putri memang sudah mengandalkan pemasaran daring sehingga tidak mengalami kendala berarti hingga kini. Putri lebih mengeluhkan kenaikan harga harga bahan kue yang semakin tinggi.
"Aku bahan bakunya premium. Cokelat premium saja setahun bisa naik tiga kali. Aku sampai bingung. Mau menaikkan harga, tapi takut konsumen protes," tutur dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon
-
Polresta Sleman Sita 4.231 Botol Miras! Penjual Online Diburu, Ini Ancaman Hukumannya
-
Hujan Angin Kencang Guyur 3 Daerah di DIY, BPBD Laporkan Pohon Tumbang hingg Baliho Roboh
-
Klaim Gizi Siswa Sekolah Rakyat Sleman Terjamin, Guru juga Jaga Ketat Pergaulan Remaja di Asrama