Mengenai beberapa komentar di twitter dengan hasil yang berbeda-beda yang didapat setelah melakukan pemeriksaan dengan berbagai metode, Dian menilai kondisi itu tetap kembali kepada perilaku masyarakat itu sendiri.
"Nah sekarang perilaku masyarakat mau alat kesehatan apapun yang dipakai kalau memang niatnya mencari hasil negatif ya negatif terus yang akan dicari. Entah itu dari GeNose entah itu dari antigen, problemnya masalahnya di situ," ujarnya.
Maka dari itu pihaknya juga terus menerus melakukan update kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada sistem GeNose. Didukung dengan riset yang bukan sembarang dalam menciptakan alat kesehatan tersebut.
"Akurasinya sih sudah sampai 93 persen itu akurasi saat penelitian. Akurasi pada saat penggunaan itu lah yang sekarang diverifikasi oleh tim validator eksternal itu," ucapnya.
Baca Juga: Operasi Yustisi Solo, Petugas Temukan Pedagang Bermobil Positif Covid-19
Mengenai publikasi, Dian menyebut masih dalam proses sebab memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Dian tidak memungkiri bahwa ada banyak SOP yang harus diperhatikan sebelum menggunakan GeNose sebagai alat skrining. Tidak hanya peran pasien atau masyarakat pengguna GeNose saja yang menentukan melainkan juga operator perlu memperhatikan lebih jauh terkait dengan penerapan SOP penggunaan alat itu sendiri. Meskipun sudah ada dan bahkan sudah diterapkan sesuai SOP namun juga tidak jarang tetap ada miss yang terjadi.
"Tentu perbaikan implementasi harus terus diupayakan terutama bagi operator dan itu regulator akan melihat penilaian seperti itu. SOP yang ada saja sudah mengatur dimana alat ditempatkan, bagaimana cara mengambil napas, dan itu semua supaya alat kesehatan apapun itu tidak harus GeNose, PCR pun juga harus ada tempatnya, antigen pun harus ada caranya kan itu ditempatkan agar mendapatkan hasil yang optimal," tegasnya.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis