Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 22 Juni 2021 | 14:15 WIB
ilustrasi tabung oksigen, masker oksigen. (Dok. Envato)

SuaraJogja.id - Dalam beberapa hari ini, sejumlah rumah sakit di Gunungkidul mulai kekurangan oksigen. Padahal oksigen tersebut merupakan komponen utama untuk menangani para pasien, terutama penderita covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengakui pasokan oksigen untuk penanganan covid-19 memang mulai tersendat. Melonjaknya permintaan oksigen menyusul meningkatnya jumlah pasien covid-19 di berbagai wilayah memaksa mereka untuk berbagi dengan daerah lain.

"wilayah lain juga mengalami lonjakan permintaan sehingga distributor kesulitan untuk memenuhi pasokan yang dibutuhkan,"ujar Dewi, Selasa (22/6/2021).

Dewi mengatakan kekurangan oksigen terjadi di rumah sakit pemerintah ataupun swasta terutama yang menjadi rujukan pasien covid-19. Kekurangan pasokan tersebut melanda RSUD Wonosari dan Saptosari karena keduanya merupakan rumah sakit utama rujukan penanganan covid-19 di Gunungkidul. 

Baca Juga: Langgar Prokes, Hajatan Mewah Tokoh Masyarakat di Gunungkidul Dibubarkan

Selain di rumah sakit milik pemerintah, minimnya stok oksigen juga dialami di RS swasta yang menangani pasien covid-19 di antaranya adalah RS Bethesda dan beberapa RS swasta lain. Mereka masih mengharapkan penambahan pasokan oksigen agar layanan pasien covid-19 bisa dilaksanakan dengan maksimal.

Terpisah, Direktur Utama RSUD Wonosari dr Heru Sulistyo mengakui kebutuhan oksigen di RSUD Wonosari terus mengalami peningkatan. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, pemakaian oksigen hanya di bawah 5 juta liter dan sebelum lebaran kurang lebih hanya 6 juta liter perbulan. 

"Saat ini pemakaian oksigen di RSUD Wonosari sudah mencapai di atas 7 juta liter setiap bulannya. Sekarang sudah melonjak,"terangnya.

Kontributor : Julianto

Baca Juga: Termasuk Kepala Dinas, 5 Pegawai Dinas Pariwisata Gunungkidul Positif Covid-19

Load More