SuaraJogja.id - Indonesia belakangan memang sedang mengalami kenaikan kasus virus corona Covid-19 yang luar biasa. Per Kamis (24/6/2021), tercatat mencapai 20 ribu kasus baru virus corona hanya dalam 24 jam.
Lonjakan kasus yang begitu tinggi tersebut sudah sulit untuk ditetapkan darimana asal-usulnya karena sudah berada di tahap community transmission.
"Ketika penularan Covid-19 di awal itu kan klaster, kalau klaster masih bisa teridentifikasi tapi kita masuk ke community transmission jadi kita enggak tau ketularan dari mana dari siapa," ujar dokter Nur Rahmi Ananda, Sp.PD pada Telekonferensi RSU Dr Sardjito, Jumat (26/6/2021).
Melansir dari ABC News, community transminssion digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang terinfeksi oleh virus tetapi mereka belum pernah ke luar negeri baru-baru ini atau tidak diketahui melakukan kontak dengan kasus lain yang dikonfirmasi.
Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan 7.936 Bed Isolasi Pasien COVID-19 di Rusun Pasar Rumput
Istilah ini pada dasarnya menunjukkan kondisi di mana pihak berwenang tidak dapat melacak sumber infeksi.
Melansir dari Kolabtree, berbasis dari pandemi Covid-19, community transmission menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dibagi menjadi 4 fase, antara lain:
Tahap 1: Kasus-kasus tersebut didatangkan oleh orang-orang dari luar masyarakat sebagai akibat dari perjalanan mereka ke daerah/negara yang terkena dampak.
Tahap 2: Penularan lokal terjadi dari pelancong kembali yang terinfeksi ke orang terdekat mereka, misalnya teman dan keluarga. Jumlah kasus masih sedikit dan mudah dilacak dan diisolasi.
Tahap 3: Orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan orang yang terinfeksi mulai terkena penyakit. Pada tahap ini terjadi peningkatan pesat kasus-kasus di masyarakat.
Baca Juga: Ruang Isolasi Covid-19 di RS PKU Muhammadyah Banjarnegara Penuh, 10 Pasien Mengantre
Tahap 4: Ledakan kasus di seluruh negeri yang menjadi sangat sulit dikendalikan.
Secara umum, kurva epidemi mulai meningkat tajam selama fase ketiga yang juga dikenal sebagai community transmission. Tetapi sebagian besar mencapai puncaknya selama tahap keempat.
Menurut dokter Ananda, Indonesia sedang melewati tahap ketiga. Tingkat infeksi mencapai 150 kasus per 100 ribu penduduk.
"(pada tingkat 3) ini udah oranye dan merah artinya sudah warning, kita hanya bisa berharap pada respons saja apakah fasilitas kesehatan masih mampu atau enggak," ujar dokter Ananda.
"Kalau itu masih menampung, InsyaAllah akan terkendali tapi kalau tidak, nah itu bisa jadi situasi tingkat keempat bisa kaya di India," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
Tag
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu