SuaraJogja.id - Umumnya rambut yang memutih atau beruban dikaitkan dengan penuaan. Padahal tidak semua orang yang beruban sudah berumur.
Dalam hal ini, sebuah studi baru dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons menemukan bukti bahwa stres psikologis bisa terkait dengan rambut beruban. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal eLife.
Melansir dari Healthshots, meskipun tampaknya intuitif bahwa stres dapat mempercepat uban, para peneliti terkejut menemukan bahwa warna rambut beruban dapat dipulihkan ketika stres hilang.
"Studi ini memiliki signifikansi yang lebih luas daripada mengkonfirmasi spekulasi kuno tentang efek stres pada warna rambut," kata penulis senior studi tersebut Martin Picard, PhD, profesor kedokteran perilaku (dalam psikiatri dan neurologi) di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons. .
"Memahami mekanisme yang memungkinkan uban tua untuk kembali ke keadaan pigmentasi muda dapat menghasilkan petunjuk baru tentang kelenturan penuaan manusia secara umum dan bagaimana hal itu dipengaruhi oleh stres," kata Picard.
Data penelitian ini menunjukkan bahwa penuaan manusia bukanlah proses biologis yang linier dan tetap, tetapi mungkin sebagian dapat dihentikan atau bahkan dibalik untuk sementara waktu.
“Ketika rambut masih berada di bawah kulit sebagai folikel, rambut terpengaruh pengaruh hormon stres dan hal-hal lain yang terjadi dalam pikiran dan tubuh kita. Begitu rambut tumbuh dari kulit kepala, mereka mengeras dan secara permanen mengkristalkan eksposur ini menjadi bentuk yang stabil,” uajr Picard.
Para peneliti menganalisis rambut individu dari 14 sukarelawan. Hasilnya membandingkan dengan buku harian stres masing-masing sukarelawan di mana individu diminta untuk meninjau kalender mereka dan menilai tingkat stres setiap minggu.
"Para peneliti segera menyadari bahwa beberapa uban secara alami mendapatkan kembali warna aslinya yang belum pernah didokumentasikan secara kuantitatif, kata Picard.
Baca Juga: Tinggalkan Kristen, Komika Mongol Stres Jadi Penyembah Setan Bersama Children of God
Ketika rambut disejajarkan dengan buku harian stres, hubungan yang terlihat mencolok antara stres dan rambut beruban terungkap. Dalam beberapa kasus, ada pembalikan warna uban dengan hilangnya stres.
"Ada satu orang yang pergi berlibur, dan lima helai rambut di kepala orang itu kembali gelap selama liburan, tersinkronisasi ketika stres hilang," kata Picard.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk