SuaraJogja.id - Pemkab Sleman memiliki perbedaan kategori yang diterapkan dalam tracing kasus positif Covid-19. Hal itu akhirnya ditengarai menyebabkan perbedaan data kasus Covid-19 antara Pemkab Sleman dan Pemda DIY.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, sejak Senin (28/6/2021) Pemkab Sleman menggunakan kriteria C dalam tracing. Jadi, Pemkab hanya menerapkan swab antigen kepada orang yang di-tracing dari sebuah kasus positif Covid-19, baik itu di hari pertama maupun hari ke-5 tracing.
"Sebelumnya, kami menggunakan kriteria B. Kalau ada tracing, maka kami akan melakukan swab antigen, kalau didapati positif langsung dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan kalau peserta yang dites antigennya itu negatif, selanjutnya ditunggu lima hari, baru akan kami lakukan swab PCR kepada orang tersebut," ungkap Joko dalam jumpa pers daring bersama Bupati Sleman dan Plt Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Rabu (30/6/2021).
Joko menjelaskan, tindakan itu diambil sekaligus mempertimbangkan adanya overload sampel swab PCR di laboratorium, sehingga, laboratorium sampai tidak sanggup menerima tracing dari Sleman.
Baca Juga: Pasien Corona Sebut Tidak Ada Tracing, Pejabat Dinkes Tanjungpinang: Jangan Salahkan Kami
"Jadi kalau misal kurang mantep [dengan hasilnya], ya mantepin saja," kata dia.
Ia menambahkan, dalam menginventarisasi kasus positif Covid-19, Pemda DIY tidak mengakomodasi antigen positif. Sedangkan Pemkab Sleman sudah akomodasi sejak diketahui hasil tes antigen.
"Kasus di Sleman banyak karena antigen dihitung," ulangnya lagi.
Mengingat tingginya jumlah kasus Covid-19 di Sleman, Dinkes Sleman berharap betul agar tiap kalurahan bisa mengaktifkan shelter-shelter. Terlebih, Bupati Sleman sudah memperbolehkan barak-barak pengungsian Merapi bisa digunakan sebagai shelter.
"Mungkin kalurahan yang nanti harus berupaya keras mencari lokasi shelter itu adalah kalurahan Sleman yang berada di perbatasan dengan Kota Jogja," ungkapnya.
Baca Juga: Pasien Covid-19 di Tanjungpinang: Sepekan Kami Positif, Tapi Belum Ada Tracing
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjelaskan, untuk meningkatkan kapasitas ketersediaan shelter di Kabupaten Sleman, ia sudah menyurati sejumlah kalurahan serta membuat instruksi terkait hal tersebut.
Tujuannya, agar membuat shelter isolasi dan karantina dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 yang ada di kalurahan masing-masing. Upaya dilakukan secara mandiri, salah satunya menggunakan barak yang biasa digunakan untuk Merapi.
"Alhamdulillah [pemerintah kalurahan] sudah langsung menyambut dengan baik dan sebagian besar sudah mempunyai shelter," kata dia.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Inflasi Sukses Ditekan, Pemkab Sleman Kantongi TPID Award
-
Varian Baru Cacar Monyet Terdeteksi di Inggris, Ini Riwayat Perjalanan Pasien
-
Tiga Warga DKI Kontak Erat dengan Pasien Cacar Monyet, Tracing Dilakukan
-
Pemkab Sleman dan Para Sesepuh Kelompok Jalani Mediasi Pascakerusuhan di Babarsari
-
Pemkab Sleman Tutup Outlet Holywings Imbas Promo Miras
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar