SuaraJogja.id - Jumlah petugas rukti jenazah Covid-19 di wilayah Gunungkidul masih sangat minim. Akibatnya, banyak jenazah pasien Covid-19 di Gunungkidul yang terpaksa antre untuk segera diurus. Padahal sampai saat ini angka kematian akibat Covid-19 di Gunungkidul cukup tinggi.
Bahkan, Minggu (11/7/2021) kemarin Gunungkidul kembali mencatatkan rekor angka kematian karena Covid-19 tertinggi selama pandemi Covid-19. Dinas Kesehatan menyebut dalam sehari, angka kematian karena Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul mencapai 23 kasus, di mana 5 di antaranya pasien isolasi mandiri.
Staf Administrasi Logistik dan Pendampingan SDM PMI Gunungkidul Saiful Asrofi mengakui, PMI Gunungkidul hanya memiliki 2 tim rukti jenazah, sedangkan ada beberapa kasus kematian isoman bersamaan waktunya. Meski sebenarnya di sekitar pasien isoman, ada yang mendukung dengan peralatan namun ada yang tidak berani untuk melakukannya.
"Jadi akhirnya tidak ditangani sama sekali. Itu pernah terjadi, tapi jadi evaluasi dari pemerintah setempat. Kami juga terbatas APD, sedangkan penanganan kasus meningkat," paparnya.
Baca Juga: Viral Keluarga Jenazah COVID-19 Ngaku "Dipalak" di TPU Cikadut, Polisi: Bukan Pungli
Pihaknya memang sudah memperkirakan adanya lonjakan kasus isoman yang meninggal dunia, namun di satu sisi APDnya tidak sesuai. Meski sebenarnya ada beberapa kalurahan yang sudah mereka dampingi, tetapi ada yang benar-benar baru menangani kasus kematian Covid-19 sehingga mereka jadi kebingungan.
Hal itu memicu miskomunikasi terlebih kasusnya sendiri sangat menyebar. Sehingga selain melakukan rukti di lapangan pihaknya juga mengarahkan agar rukti bisa dilakukan di rumah sakit. Seperti di RSUD atau RS swasta sehingga jika ada yang meninggal di rumah, nanti pihaknga akan menjemput jenazahnya lalu dirukti di RS.
"Jika kegiatan kami begitu padat. Maka kami jemput jenazahnya terus dirukti di rumah sakit," ujarnya.
Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, dr Heru Sulistyoningsih mengakui petugas rukti jenazah Covid-19 di RSUD Wonosari memang sangat terbatas. Padahal mereka sering mendapat kiriman jenazah dari pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.
Heru mengungkapkan di tim inti, RSUD Wonosari hanya memiliki 2 orang laki-laki untuk mengurusi jenazah laki-laki sehingga wajar jika terkadang jenazah harus antre. Selama ini mereka terus dibantu dari petugas customer service (CS) 2 perempuan kalau ada jenazah yang perempuan.
Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: Donasi Pasien RS Sardjito, Penjual Hewan Kurban Tak Berani Stok Banyak
"Karena petugas kami minim maka sering terjadi antrean," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
-
Daftar Nama Korban Siswa SMP 7 Mojokerto yang Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis