Istrinya senantiasa menemani, bahkan ketika Bambang harus menempuh studi lanjut ke Australia, istrinya memilih untuk ikut bersama Bambang dan meninggalkan status PNS-nya.
Bagi Bambang ini pengorbanan istri yang luar biasa.
Jadi cleaning service
Kewajiban untuk menempuh studi lanjut pasca diangkat menjadi dosen ditunaikan oleh Bambang di Murdoch University, Australia tahun 1993.
Baca Juga: Tambah Shelter Covid-19, UGM Ubah Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Tempat Isolasi
Menempuh studi dan harus berpisah dengan keluarga berat bagi Bambang, sehingga dirinya memboyong keluarganya untuk ikut tinggal bersama.
Bagi Bambang, yang namanya keluarga harus selalu berkumpul.
“Ya berat saat itu, kuliah di sana dengan kemampuan bahasa inggris pas-pasan. Saya dan istri ambil kerja paruh waktu juga. Saya jadi cleaning service, istri kerja di restoran. Tapi, alhamdulillah Saya bertemu supervisor yang sangat baik. Akhirnya bisa selesai studi dengan segala dinamikanya dan memperoleh Graduate Diploma of Development Studies,” ungkap Bambang.
Sementara gelar masternya ia peroleh di University of Western Australia.
Tahun 1996 Bambang kembali lagi ke UGM untuk mengajar.
Baca Juga: dr Lois Bilang Interaksi Obat Picu Kematian Pasien Covid-19, Ini Kata Pakar Farmasi UGM
Diceritakan oleh Bambang, dirinya juga menjadi tenaga pendidik di Akademi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) dan Universitas Muhammadiyah (UMY).
Di luar kesibukannya sebagai dosen, Bambang mendirikan full day school untuk Taman Kanak-kanak dan playgroup dengan konsep homey.
Bambang ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungan di sekitarnya dengan melakukan sesuatu mulai dari yang sederhana.
Interaksi pertama dengan Papua
Persinggungan Bambang dengan tanah Papua dimulai ketika melakukan penelitian mengenai Otonomi Daerah yang disponsori oleh pemerintah kala itu.
”Pada 1997 itu pertama kalinya Saya ke Sorong dan Jayapura dalam rangka penelitian proyek percontohan pelaksanaan otonomi daerah (otda), yang merupakan kerja sama Departemen dan Kemendagri untuk melihat sejauh mana implementasi otda di daerah percontohan itu bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?