Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 24 Juli 2021 | 10:00 WIB
Ilustrasi PPKM (Kolase foto/Suara.com/ANTRA)

SuaraJogja.id - Sejumlah seniman yang tergabung dalam sanggar seni di wilayah Wukirharjo, Prambanan, Sleman, mengeluh dengan kebijakan Pemda DIY yang tak memberikan solusi saat pandemi Covid-19. Hampir dua tahun sanggar seni tersebut tak bisa pentas dan meminta pemerintah tak lagi memperpanjang kebijakan PPKM.

Ketua sanggar seni, Wiwit menjelaskan bahwa pihaknya bingung bagaimana harus berbuat. Kegiatan pentas yang biasanya dia terima sebulan minimal sekali, saat ini tidak ada sama sekali.

"Awal pandemi Covid-19 muncul saja kami tidak bisa berbuat banyak. Apalagi sampai dibuat PPKM darurat hingga diperpanjang sampai 25 Juli, tentu ini bisa mempengaruhi sanggar termasuk seniman kami" kata Wiwit dihubungi wartawan, Jumat (23/7/2021).

Ia mengatakan bahwa perpanjangan PPKM tak seharusnya dilakukan, cukup hingga 25 Juli, selanjutnya dilonggarkan kembali untuk kegiatan masyarakat. Menurutnya agar kegiatan seni ini bisa tetap dilakukan, harus ada peran pemerintah agar bisa didapatkan solusi.

Baca Juga: Bandingkan dengan Asalnya, Gadis Malaysia Ini Sebut Jogja seperti Surga

"Banyak yang terdampak, artinya seniman juga harus diperhatikan. Tidak hanya membuat kebijakan, tapi kondisi seniman terabaikan. Seharusnya diberikan wadah untuk tetap berdaya," kata dia.

Wiwit juga menjelaskan bahwa seniman di sanggar miliknya sangat terdampak. Jika harus alih profesi tentu hal itu menyulitkan.

"Belum tentu semua seniman bisa bekerja dengan cara lain. Ada yang memang hanya bisa berkesenian saja," jelas dia. 

Wiwit menjelaskan bahwa di dalam sanggar miliknya terdapat lebih kurang 15 kesenian. Mulai dari seni gamelan, seni karawitan, tarian dan lain-lain.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan beberapa lembaga yang bisa menyuarakan keluhannya. Salah satunya Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Disperindag Kota Jogja Beri Potongan Retribusi hingga 75 Persen

"Kami sudah bertemu dengan SBSI, dan persoalan ini bisa segera dicarikan solusi," kata dia.

Ketua SBSI Korwil DIY, Dani Eko Wiyono mengatakan bahwa seniman juga menjadi masyarakat yang terdampak karena Covid-19 seperti buruh yang menjadi lingkupnya. Hal ini perlu dicarikan solusi, agar seniman yang berasal dari rakyat bisa tetap bergeliat di tengah pandemi Covid-19.

"Ini baru satu sanggar seni saja. Masih ada banyak seniman lain seperti seniman di Malioboro, mereka ikut terdampak. Nantinya akan kami coba buat sebuah demo yang sasarannya langsung ke DPRD untuk ikut mengatasi persoalan ini. Kami buat secara live stream," jelas dia.

Load More