SuaraJogja.id - Sektor pariwisata salah satu sektor yang terdampak kebijakan PPKM darurat dan PPKM level 4. Selama pelaksanaan PPKM level 4 semua tempat wisata ditutup.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menuturkan, sebelum diberlakukan PPKM darurat dan PPKM level 4, obyek wisata di Bantul sudah ditutup selama dua minggu. Penutupan dilakukan menyusul tingginya kasus Covid-19 di Bumi Projotamansari.
"Kasus Covid-19 bertambah banyak sehingga sebelum ada PPKM sudah ditutup sesuai instruksi bupati," ujarnya kepada SuaraJogja.id, Jumat (30/7/2021).
Dengan adanya PPKM tersebut maka obyek wisata di Bantul sudah tutup selama 1,5 bulan. Dampaknya, pendapatan asli daerah (PAD) yang bernilai miliaran hilang.
Baca Juga: Panitia Kurban Diduga Tak Jujur, 23 Orang di Bantul Positif Covid-19
"Sebelum ada pandemi dalam waktu sebulan PAD bisa mencapai Rp2-3 miliar. Saat ada pandemi, turun menjadi Rp2 miliar. Kurang lebih segitu yang hilang," jelasnya.
Selain itu, dia juga menyinggung soal wisatawan yang tidak membelanjakan uangnya (spending of money) lantaran tidak bisa pergi berwisata. Dengan asumsi, dalam waktu sebulan terdapat satu juta orang yang berkunjung.
"Semisal satu orang membelanjakan Rp10 ribu dan ada satu juta wisatawan, artinya uang sebesar Rp10 miliar hilang," terangnya.
Menurutnya, uang yang dibelanjakan oleh wisatawan berputar di pelaku wisata seperti penjual souvenir, hotel, jasa transportasi, rumah makan, dan pulsa. Sehingga pelaku wisata tidak bisa mencari uang sebab tempat tetap ditutup.
"Dengan demikian kalau dibandingkan dengan PAD yang tidak masuk ke kas daerah maka jumlah spending of money yang hilang jauh lebih besar," kata dia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bantul Masih Tinggi: Epidemi Penularan Sudah Tidak Terkendali
Sebelum ada pandemi Covid-19, sambung Kwintarto, rata-rata kunjungan wisatawan per bulan bisa kurang lebih 800 sampai 1 juta orang.
"Berarti kalau spending of money per wisatawan Rp50 ribu ya ada Rp40 miliar yang tidak didapat oleh pelaku wisata. Spending of money itu bentuk sirkulasi uang yang berputar di Bantul," katanya.
Berita Terkait
-
Berkaca dari Menteri Pariwisata, Pentingkah Pejabat Publik Kuasai Public Speaking?
-
Apa Pekerjaan Widi Wardhana Sebelum Jadi Menpar? Kualitas Public Speaking Ramai Disorot
-
Psikolog Lita Gading Kritik Tajam Kemampuan Bicara Menteri Pariwisata Widiyanti di Depan Umum
-
Grogi Berbahasa Inggris, Harta Kekayaan Menteri Pariwisata Widiyanti Sentuh Rp 5,4 Triliun
-
Kemampuan Bahasa Inggris Menpar Widiyanti Dicibir, Padahal Lulusan Universitas Bergengsi California
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik