Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 30 Juli 2021 | 22:24 WIB
Warga mengikuti pelatihan rukti dan pemulasaran jenazah Covid-19 di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul pada Jumat (30/7/2021) malam. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Rumah sakit atau shelter yang penuh memaksa orang yang terpapar Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri (isoman) tanpa dipantau tenaga kesehatan (Nakes). Maka sering ditemukan orang meninggal saat sedang isoman.

Jenazah yang terpapar Covid-19 itu harus segera dikuburkan. Padahal jenazah tersebut infeksius sehingga butuh penangan khusus menggunakan alat pelindung diri (APD) bagi orang yang mau mensucikan.

Namun, proses penyucian jenazah terhambat minimnya tenaga yang melakukan rukti hingga pemulasaran. Kondisi ini membuat warga harus ikut membantu rukti dan pemulasaran guna meringankan tugas Satgas Covid-19 atau pun relawan. Untuk itu, Kapanewon Kretek berinisiatif untuk membuat relawan yang akan mensucikan jenazah.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, sebelum terjadi pandemi apabila ada orang yang meninggal dunia warga secara sukarela membantu proses rukti, pemulasaran, dan pemakaman. Namun kini kondisinya berubah 180 derajat.

Baca Juga: Imbas PPKM, Bantul Kehilangan Pendapatan Asli Daerah Miliaran Rupiah

"Tapi karena ini memang jenazah yang khusus maka tidak banyak warga yang berani melakukannya. Utamanya jenazah terpapar Covid-19," kata Halim di sela-sela pengukuhan tim rukti jenazah Kapanewon Kretek, Jumat (30/7/2021) malam.

Halim menekankan, sebagai orang yang beragama apapun punya tanggung jawab untuk menyelesaikan pemulasaran sampai ke liang kubur. Ia mencontohkan, dalam agama Islam ada istilah fardhu kifayah yakni kewajiban yang dibebakan oleh agama kepada seluruh warga umat Muslim yang ada di suatu tempat.

"Jika semuanya ini tidak melakukan pemulasaran jenazah maka semuanya berdosa. Tetapi kalau ada satu atau beberapa orang yang melakukannya maka dia sudah mewakili jemaah/komunitas menggugurkan kewajiban itu," ungkapnya.

Dia mengapresasi warga yang sudah mau terlibat untuk melakukan itu. Sebab, kegiatan mulia ini atas nama kemanusiaan.

"Karena tidak mungkin beban ini (mensucikan jenazah Covid-19) dilakukan oleh pemerintah," katanya.

Baca Juga: Panitia Kurban Diduga Tak Jujur, 23 Orang di Bantul Positif Covid-19

Menurutnya, pagebluk yang sedang terjadi sekarang ini tidak boleh mengganggu sistem sosial yaitu budaya gotong royong. Budaya tersebut diwariskan maka harus dipertahankan dan dilanggengkan.

"Dengan pandemi ini budaya solidaritas dan gotong royong kita sedang diuji," ucapnya.

Load More