Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 02 Agustus 2021 | 08:20 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi dimuntahkan pada Kamis (29/7/2021) dini hari. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan awan panas gugur tetapi sejumlah lava masih terus keluar.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Minggu (1/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB tercatat sejumlah guguran lava itu keluar dari puncak Merapi. 

"Teramati 2 kali guguran lava  ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.000 meter dan suara guguran 1 kali dari Pos Babadan," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/8/2021).

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. 

Baca Juga: Dispar Sleman Rencanakan Tambah Lagi Destinasi Wisata Untuk Gelar Vaksinasi

Masih didominasi oleh kegempaan hybrid atau fase banyak sejumlah 269 kali, lalu ada kegempaan guguran sebanyak 161 kali, dan vulkanik dangkal sebanyak 64 kali. Ada pula hembusan sejumlah 24 kali, low frekuensi ada 3 kali, dan tektonik jauh sebanyak 1 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Senin (2/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Masih tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.

Meski tidak ada wedus gembel yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut. Sejumlah guguran lava tetap masih keluar. 

"Teramati 3 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter," tuturnya 

Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Tetap didominasi oleh kegempaan hybrid atau fase banyak sejumlah 69 kali, lalu ada kegempaan guguran sejumlah 29 kali, vulkanik dangkal sejumlah 21 kali dan hembusan 8 kali.

Baca Juga: Pemkab Sleman Siap Gelontorkan Bansos, Sasar Ribuan Anak Terlantar Hingga Lansia

"Untuk visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ungkapnya. 

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More