Menurutnya kondisi cukup memberi efek. Kondisi stadion yang sepi membuat wasit lebih fokus pada pertandingan yang sedang dimainkan.
"Efek (tanpa penonton) sebenarnya ada juga ya, tetapi dengan tanpa ada penonton justru kita lebih fokus pada pertandingan. Beda kalau misal penontonnya penuh, riuh, dan lain sebagainya. Kadang kita call atau mengucapkan skor dan sebagainya itu tidak terdengar. Kendalanya kan seperti itu. Tapi dengan tanpa penonton kita mengucap dengan tidak terlalu keras saja kan sudah kedengaran apalagi dibantu dengan adanya mikrofon yang cukup bagus gitu," terangnya.
Wahyana menjelaskan pemiliha wasit di setiap laga bulu tangkis harus netral. Artinya jika pada pertandingan tersebut ada wakil Indonesia yang bertanding, maka orang Indonesia tidak diperbolehkan untuk menjadi wasitnya begitu juga dengan negara lain.
"Jadi kalau wasit memang harus netral. Jadi kalau Indonesia main, wasit dari Indonesia jelas tidak boleh wasit," ujarnya.
Baca Juga: Deretan Bonus dari Brand Indonesia untuk Greysia/Apriyani usai Sabet Emas Olimpiade Tokyo
Terkecuali, lanjut Wahyana, pertandingan yang berlangsung itu antara Indonesia melawan Indonesia. Kondisi itu memungkinkan wasit Indonesia bisa ikut memimpin laga.
"Jadi hampir tidak pernah kecuali pertandingan itu antara Indonesia melawan Indonesia, itu kemungkinkan masih bisa untuk wasit. Tapi kalau sudah melawan negara lain itu sudah tidak boleh," sambungnya.
Sejauh pengalamannya di dunia perwasitan, Wahyana tidak memungkiri bahwa kendala komunikasi kadang masih ditemui. Pasalnya tidak semua pemain bulu tangkis di dunia dapat memahami bahasa Inggris.
Namun, pria yang juga saat ini masih mengajar mata pelajaran olahraga di SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul ini sudah mempunyai siasat tersendiri.
"Memang tidak semua pemain bisa bahasa Inggris tetapi apabila tidak jelas kita bisa menggunakan gesture. Jadi gerakan tubuh, memakai tangan, memberikan sinyal yang di mau seperti ini," tuturnya.
Baca Juga: Crazy Rich Malang Beri Bonus Rp 500 Juta ke Greysia Polii dan Apriyani Rahayu
Selain kendala komunikasi, kata Wahyana, tidak ada masalah lain yang menyusahkan. Dari segi peraturan sendiri sudah bukan menjadi persoalan bagi para wasit yang dipilih untuk memimpin pertandingan.
"Kalau masalah kendala peraturan kan kami sudah dibekali dan menguasai peraturan jarang ada kendala itu. Memang komunikasi kepada pemain yang tidak bahasa inggris ini yang kadang-kadang kita harus menggunakan cara agar pemain tersebut bisa tahu," imbuhnya.
Ditanya mengenai laga yang paling berkesan, Wahyana menyebutkan pertandingan antara Lee Chong Wei melawan Lin Dan menjadi salah satu yang tak terlupakan.
Pasalnya kedua pemain di sektor tunggal putra tersebut merupakan pemain hebat di eranya. Sehingga dari segi wasit pun harus memiliki konsentrasi yang luar biasa.
"Kalau untuk perorangan yang sangat berkesan adalah saat mewasiti Lee Chong Wei lawan Lin Dan itu betul-betul sama-sama mempunyai kualitas yang luar biasa. Jadi di situ membutuhkan konsentrasi yang luar biasa juga," ucapnya.
Jika dari kejuaraan bulu tangkis beregu, lanjut Wahyana, Final Thomas dan Uber Cup menjadi momen yang sulit. Perbedaan atmosfer di setiap pertandingannya membuat momen-momen itu juga sukar untuk dilupakan.
Berita Terkait
-
Deretan Bonus dari Brand Indonesia untuk Greysia/Apriyani usai Sabet Emas Olimpiade Tokyo
-
Crazy Rich Malang Beri Bonus Rp 500 Juta ke Greysia Polii dan Apriyani Rahayu
-
Tak Mudah Bisa Juara di Olimpiade, Ini Kisah Apriyani Rahayu
-
Olimpiade Tokyo: Tim Israel Minta Maaf usai Lakukan Aksi Konyol di Ranjang
-
Film Pendek Eko Yuli Irawan: Kisah Perjuangan Lifter Terbaik Indonesia
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?
-
ARTJOG 2025: Dari Instalasi hingga Inklusi, Seni yang Berdaya
-
Kulon Progo Punya 2 Motif Batik Baru: Gunungan Wayang Jadi Ikon Baru Daerah
-
Duta Pariwisata Baru, Rizky Nur Setyo dan Salma Wibowo Terpilih jadi Dimas Diajeng Kota Jogja 2025
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!