SuaraJogja.id - Sekitar 12.000 orang di Kabupaten Bantul sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) lantaran terjangkit Covid-19. Dari jumlah itu, sekitar 27 persen meninggal dunia saat isoman di rumah.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berupaya untuk menekan angka kematian orang yang isoman. Oleh karena itu, perlu peran panewu dan lurah untuk bahu membahu menangani pagebluk ini.
"Kami harus menekan angka kematian ini dengan beragam tindakan antisipatif," katanya pada Rabu (4/8/2021).
Menurutnya, sebagian angka besar kematian akibat Covid-19 karena mereka belum divaksin. Dengan begitu, vaksinasi menjadi hal yang sangat penting.
Baca Juga: Warga Poncosari Bantul Keluhkan Truk Pengangkut Pasir, Dishub Beri Teguran
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan faktor penyebab orang meninggal saat isoman di rumah. Pertama, orang yang tertular Covid-19 masih bercampur dengan anggota keluarganya. Kedua, antrean panjang di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.
"Hampir setiap hari ini kami menerima informasi banyak warga Bantul yang tidak bisa mengakses RS rujukan. Kalau pun bisa diterima, kondisinya sudah memburuk," papar Halim.
Faktor ketiga orang yang meninggal saat isoman didominasi pasien yang punya penyakit penyerta (komorbid) dan lanjut usia (lansia). Terakhir yaitu banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 melakukan tes mandiri dan tidak melapor ke puskesmas.
"Sebagian masyarakat melakukan tes mandiri di klinik-klinik namun tidak dilaporkan ke puskesmas. Sehingga petugas tidak bisa memantau kondisinya secara memadai," ujarnya.
Melihat banyaknya pasien yang meninggal saat isoman di rumah, Halim meminta rumah pasien yang tidak layak untuk isoman supaya pindah ke shelter kelurahan/kabupaten atau rumah sakit. Terutama bagi pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang dan berat.
Baca Juga: PPKM Level 4 Berlanjut Sampai 9 Agustus, 2 Titik Penyekatan di Bantul Dibuka
"Mereka yang rumahnya tidak layak untuk isoman apakah karena rumahnya kecil atau punya banyak anak diminta pindah ke shelter kabupaten atau kelurahan. Isoman-isoman yang berisiko menyebarkan Covid-19 di lingkungan keluarga. Rumah bukan tempat yang ideal untuk isoman bagi yang bergejala," katanya.
Berita Terkait
-
Sosok Sri Respatini Istri Ray Sahetapy Sekarang, Pekerjaannya Tak Kalah Mentereng dari Dewi Yull
-
Korban Meninggal Akibat Gempa Myanmar Terus Bertambah, Ini Data Terbaru
-
Pamitan, Surya Sahetapy Kirim Pesan Haru Buat Ray Sahetapy
-
Kepergian Ray Sahetapy, Teuku Rifnu Wikana Ungkap Cita-Cita Almarhum yang Kini Terwujud
-
Mathias Muchus Berduka: Kenangan Mendalam dengan Ray Sahetapy Terungkap!
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital