SuaraJogja.id - PPKM yang masih saja diberlakukan di DIY membuat pemilik toko di kawasan Malioboro semakin merugi. Bagaimana tidak, pembatasan mobilitas masyarakat dan akses ke Malioboro sejajk 3 Juli 2021 lalu membuat toko-toko di kawasan utama Kota Yogyakarta itu sepi pembeli.
Sebut saja Sodikin, pemilik dua toko di Malioboro mengaku setiap hari sejak pemberlakuan PPKM di DIY tidak mendapatkan penghasilan yang memadai. Meski mulai membuka toko, tidak banyak pembeli yang datang.
"Saya punya dua toko di malioboro, satunya sehari dapat [penghasilan] Rp250 ribu, tapi satunya sama sekali tidak dapat apa-apa," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (09/08/2021).
Menurut Ketua 1 Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) tersebut, dia mencoba menjual tokonya sebesar Rp 70 juta sampai Rp 100 juta per meter persegi. Namun hingga saat ini tidak ada pembeli yang tertarik meski dia sudah menurunkan harganya.
Penjualan toko terpaksa dilakukannya karena sejak pandemi COVID-19 di DIY pada awal 2020 lalu, omzetnya menurun. Namun dia masih bisa berjualan karena pembatasan mobilitas masyarakat tidak seketat sekarang.
Sebelum penerapan PPKM Darurat hingga Level 4, omzet yang didapatnya tinggal 10 persen dibandingkan sebelum pandemi. Namun pasca penerapan kebijakan tersebut, omzetnya tak lebih dari 1 persen.
Sodikin sebenarnya mendukung program pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 melalui PPKM. Namun dia berharap ada kebijakan yang tidak merugikan pelaku usaha di Malioboro.
"Tidak masalah ada ppkm, tapi kami sebagai pelaku usaha jangan dirugikan. Kami berharap ada solusi bagi pekerja dan pengusaha agar kami bisa bertahan di masa krisis pandemi ini," ungkapnya.
Karenanya diharapkan Pemerintah tidak terus memperpanjang PPKM. Hal ini penting agar pelaku tidak menjual tokonya karena tak mampu bertahan.
Baca Juga: Bantu Cukupi Ketersediaan Oksigen di Rumah Sakit, Polda DIY Salurkan 12 Ton Oksigen Cair
"Selain saya ada pemilik toko yang menjual tokonya di malioboro saat ini karena tidak ada penghasilan sama sekali," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Menteri Luhut Minta Pengunjung Malioboro Bawa Kartu Vaksin, Ini Respons Pemkot
-
Korupsi Parkir ABA Malioboro, Ketua Koperasi di Jogja Rugikan Negara Rp4,1 Miliar
-
Sampaikan Maklumat Rakyat, Ratusan Warga Jogja Pasang Bendera Merah Putih di Malioboro
-
Staycation Tetap Aman dan Nyaman saat Pandemi di eL Hotel Royale Yogyakarta Malioboro
-
Miris! Malioboro Dipenuhi Bendera Putih, Warganet: Kangen Suasana Jogja Dulu
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
2 Pemain Timnas Indonesia Berbandrol Rp4,54 M Plus Jens Raven Bikin Gemetar Vietnam U-23
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Meluncur Turun Jadi Rp 1.914.000 per Gram
-
Pemain Keturunan Indonesia Sukses Kalahkan Marcus Rashford, PSSI Gak Minat Naturalisasi?
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
Terkini
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini