SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Bahkan dalam beberapa hari terakhir awan panas guguran terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran itu teramati pada periode pengamatan Kamis (12/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Kembali terlihat sejumlah awan panas guguran dari puncak Merapi itu menuju ke arah barat daya.
"Teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.800-3.000 m mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/8/2021).
Awan panas guguran pertama pada periode tersebut muncul tepatnya pukul 01.07 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 67 mm dan durasi 157 detik jarak luncur mencapai 2.500 meter ke arah barat daya.
Baca Juga: Hujan Abu Gunung Merapi Guyur 19 Desa di Magelang
Tidak lama berselang tepatnya pukul 01.16 WIB awan panas guguran itu kembali muncul. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 43 mm dan durasi 111 detik serta jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya.
Kemudian disusul pada pukul 01.53 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 57 mm dan durasi 232 detik. Jarak luncur kali ini mencapai 3.000 meter ke arah barat daya.
Lalu yang terakhir pada pukul 02.46 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 19 mm dan durasi 110 detik. Jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ujarnya.
Disampaikan Hanik, aktivitas Gunung Merapi tidak mengeluarkan hanya awan panas saja. Selain itu ada pula guguran lava yang masih teramati dalam periode pengamatan enam jam itu.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Kabupaten Boyolali Masih Aman
"Teramati 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500 - 1.800 meter ke arah barat daya," terangnya.
Sejumlah kegempaan juga terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 71 kali, hembusan sejumlah 1 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 21 kali, vulkanik dangkal sebanyak 9 kali, low frekuensi 1 kali dan tektonik jauh 1 kali.
Sementara dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (11/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.
Dalam periode 24 jam sebelumnya itu aktivitas Gunung Merapi yang teramati adalah sejumlah guguran lava dan kegempaan. Guguran lava sendiri juga masih didominasi ke arah barat daya.
"Teramati 106 kali guguran lava dengan jarak luncur 500 - 1.800 meter ke arah barat daya dan juga 1 kali guguran dengan jarak luncur 500 meter ke arah tenggara," ungkapnya.
Kegempaan di Gunung Merapi juga masih terjadi dalam periode tersebut. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 284 kali, lalu disusul hybrid atau fase banyak sejumlah 86 kali, vulkanik dangkal ada 25 kali, hembusan 15 kali dan tektonik jauh 8 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Hujan Abu Gunung Merapi Guyur 19 Desa di Magelang
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Kabupaten Boyolali Masih Aman
-
Masih Bergejolak, Merapi Keluarkan 59 Kali Guguran Lava Hanya dalam Periode 6 Jam
-
Dampak Aktivitas Gunung Merapi, Hujan Abu Terjadi di Kabupaten Magelang dan Temanggung
-
Satu Suro, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 3.000 Meter
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
Update Market Value Pemain Timnas Indonesia H-1 Lawan Jepang, Siapa Melonjak?
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?