Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 13:15 WIB
Salah satu pekerja migas yang menjalani vaksinasi Covid-19 di SPBU Ambarketawang, Sleman, Jumat (13/8/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id -  Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY menyelenggarakan vaksinasi bagi para pekerja di wilayahnya yang ada di kabupaten dan kota. Tercatat ada 2.500 pekerja yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 di DIY.

Ketua Hiswana Migas DPC Yogyakarta, Aryanto Sukoco mengatakan pelaksanaan vaksinasi bagi para pekerjanya tersebut hingga saat ini telah berlangsung selama empat hari. Ia optimis pada pelaksanaan vaksinasi hari keempat yang digelar di Kabupaten Sleman semua pekerjanya telah tervaksin.

"Jadi 2.500 orang itu terbagi dalam 4 hari. Ini hari yang ke empat, pertama ada di Gunungkidul, kedua di Kulon Progo, ketiga dan keempat di Sleman. Insyaallah ini sudah keseluruhan para pekerja migas," kata Aryanto saat ditemui di sela-sela pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pekerja Hiswana Migas di SPBU Ambarketawang, Sleman, Jumat (13/8/2021).

Aryanto menyebut ribuan pekerja yang masuk ke dalam sasaran vaksinasi itu sudah mencakup semua lini. Baik dari pekerja di sektor Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) hingga agen elpiji.

Baca Juga: Dinpar DIY Gelar Vaksin Wisata Bagi 2 Ribu Pelaku Pariwisata dan Industri Jasa Keuangan

Menurutnya vaksinasi ini penting untuk dilaksanakan mengingat para pekerja di sektor migas yang selalu berinteraksi dengan masyarakat. Termasuk juga juga memiliki mobilitas yang cukup tinggi.

"Mudah-mudahan setelah pelaksanaan vaksinasi ini kepada para pekerja di sektor migas, maka pelayanan kepada masyarakat bisa lebih terjaga kesinambungan distribusinya," ujarnya.

Program vaksinasi yang menyasar para pekerja di sektor migas ini juga dinilai mampu untuk meningkatkan kepercayaan diri para pekerjanya. Sehingga seiring dengan itu imunitas pun terus meningkat.

"Kita bisa bayangkan kalau para pekerja ini terpapar Covid-19 maka penyaluran energi ke masyarakat terganggu. Apabila sampai 50 persen saja maka akan terjadi kekacauan di masyarakat," ungkapnya.

Ditanya mengenai pekerja di sektor migas yang sudah terpapar Covid-19 sendiri, Aryanto tidak memungkiri bahwa pasti ada. Namun ia menuturkan prosentase pekerja yang terpapar itu hanya sebagian kecil saja.

Baca Juga: Pengunjung Wajib Bawa Hasil Negatif PCR-Antigen ke Mal, Pengelola: Tunggu Aturan Pemda DIY

"Pasti ada. Tapi itu (pekerja yang terpapar Covid-19) hanya sebagian kecil," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Aryanto, kondisi itu sejalan dengan antisipasi yang telah dilakukan dengan ketat juga saat melaksanakan setiap pekerjaannya. Semua ketentuan dalam bekerja pun sudah sesuai dengan aturan dari Pertamina.

"Ya itu karena kita sudah mengantisipasi, misal bagaimana SOP dalam bekerja, kebersihan harus kita jaga dan lainnya," imbuhnya.

Bahkan, dilanjutkan Aryanto, secara rutin para driver tank gas yang akan memasuki depo menjalani pemeriksaan tes PCR atau antigen secara rutin. Hal itu guna memastikan bahwa setiap orang yang bekerja itu benar-benar sehat.

"Jadi apabila ada yang terindikasi terkena diwajibkan untuk istirahat, isoman maupun berobat di rumah sakit. Oleh sebab itu kami mengapresiasi sekali atas bantuan dari Polda DIY dan RS Bhayangkara, sehingga kami bisa melaksanakan vaksinasi ini," tandasnya.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang turut hadir meninjau vaksinasi Covid-19 itu mengapresiasi langkah dari Hiswana Migas dalam penyelenggaraan vaksinasi bagi para pekerjanya tersebut.

Menurutnya langkah ini juga sebagai upaya bersama untuk terus memenuhi target vaksinasi di Sleman sebanyak 15 ribu per hari.

"Ini sebenarnya juga untuk membantu kita dalam percepatan vaksinasi sebanyak 15 ribu sehari," ujar Kustini.

Kustini mengakui memang target vaksinasi 15 ribu per hari itu belum tercukupi hingga saat ini. Maka dari itu pihaknya terus mendorong semua elemen masyarakat untuk percepatan vaksinasi Covid-19 di Bumi Sembada.

"Memang belum mencapai itu tapi kami terus berupaya menggerakkan semua lini. Baik itu swasta, pengusaha dan masyarakat. Begitu juga RT RW di puskesmas. Vaksin sudah ada. Tinggal kemauan masyarakat dan keterlibatan semua elemen masyarakat," tandasnya.

Load More