Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 17:59 WIB
Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)

SuaraJogja.id - Tim pemulasaraan jenazah Covid-19 Sleman yang bertugas melaksanakan pemakaman dengan protokol kesehatan tak memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengungkapkan, kondisi itu diketahui pada Jumat (13/8/2021).

"Alhamdulillah layanan pemulasaraan isoman meninggal dunia (MD) di rumah sebanyak 0 jenazah. Tidak ada yang MD di rumah," kata dia, Sabtu (14/8/2021) pagi.

Hal ini baru kali pertama diketahui oleh tim pemulasaraan Sleman, sejak kurun Juli hingga Agustus 2021.

Baca Juga: Relawan Perempuan untuk Pemulasaran Jenazah Covid-19 Minim, Ini Langkah Pemkab Bantul

Makwan menjelaskan, pasien meninggal saat isoman kebanyakan mereka yang sejak awal tidak mau dibawa ke selter isolasi terpadu (isoter) dan memilih isolasi di rumah.

Padahal saat pasien menjalani isolasi di rumah, akses layanan kesehatan terbatas. Ketika terjadi perburukan dan segera membutuhkan pertolongan medis, mereka kesulitan karena tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin, hingga akhirnya meninggal dunia.

Kondisi ini berbeda saat pasien menjalani isolasi di selter terpadu, kata Makwan. Akses ke rumah sakit bisa lebih cepat karena selter terkoneksi dengan Rumah Sakit rujukan.

Pasien di isoter menjalani isolasi dengan didampingi dokter, perawat dan tersedia oksigen serta obat-obatan.

"Harapan kami, masyarakat isolasi di selter, sehingga tidak terjadi klaster keluarga. Masuk isoter itu bukan dihinakan tapi dimuliakan," terangnya.

Baca Juga: 72 Warga Positif Covid-19 di Bronggang Suruh Mulai Dipindahkan ke Isoter

Kala ditanyai perihal kapasitas selter isolasi Covid-19 yang dimiliki Sleman saat ini, Makwan menuturkan di Rusunawa Gemawang terisi 29 dari total 107 ketersediaan bed.

Untuk di Asrama Haji ada 34 bed terisi, Asrama UII 19 bed terisi. Di Asrama UNISA sebanyak 27 bed terisi, rusunawa ASN PUPR ada 54 bed terisi.

Selain itu, sebanyak 19 bed terisi di selter rusun UNY dan di selter PIAT UGM, Berbah hanya 1 bed terisi.

Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman Vincentius Lilik Resmiyanto menerangkan, jumlah pasien isoman meninggal di rumah menurun pada Agustus.

Bila pada Juli 2021 ada 15 - 20 orang pasien isoman meninggal dunia per hari, pada Agustus ini paling banyak 6 - 7 pasien dalam satu hari.

Lilik menyebut, penurunan kasus pasien meninggal dunia dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain edukasi yang terus dilakukan di masa Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

"Masyarakat sekarang mulai lebih sadar dengan protokol kesehatan. Penanganan terhadap pasien yang berpotensi mengalami perburukan juga semakin cepat," kata dia.

Penurunan kematian pasien saat isoman di rumah ini juga berpengaruh pada tingkat permohonan swab jenazah.

Untuk diketahui, swab jenazah pasien isoman ini dilakukan sebagai dasar penanganan pada prosesi pemakaman.

"Apabila ada pasien isolasi mandiri karena kontak erat dengan pasien positif, namun meninggal dunia belum sempat melakukan pemeriksaan, maka jenazahnya di-swab," imbuhnya.

Swab dilakukan oleh Puskemas dan hasilnya dapat diketahui sekitar 15 menit. Apabila jenazah positif Covid-19, maka pemulasaran dan pemakamkan dengan protokol Covid-19. Sedangkan apabila hasilnya negatif maka dimakamkan cara biasa.

"Agustus ini sudah tidak banyak yang mengajukan permintaan swab jenazah," ucapnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More