Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Rahmat jiwandono
Kamis, 19 Agustus 2021 | 07:25 WIB
Pegiat konservasi hewan dilindungi Kurniawan (kiri) menyerahkan buaya muara ke BKSDA DIY di kediamannya pada Rabu (18/8/2021). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

"Termasuk jinak bila dibanding buaya lain tapi pertumbuhannya paling cepat," katanya.

Kepala Resort Konservasi Wilayah Bantul BKSDA DIY, Sujiono menyatakan, buaya muara populasinya terancam punah sehingga termasuk satwa yang dilindungi. Kemudian buaya itu akan dibawa ke tempat konservasi di Kapanewon Patuk, Gunungkidul sebelum dilepasliarkan.

"Sebelum dikembalikan ke habitatnya harus dibawa ke sana untuk diamati," paparnya.

Sebelum bisa dilepasliarkan, buaya harus menunjukkan instingnya sebagai hewan buas. Dengan kata lain, saat diberikan makan daging dia langsung menerkam.

Baca Juga: Buaya Pemangsa Matdani Ditangkap Warga, Begini Penampakannya

"Kalau instingnya sebagai hewan buas belum muncul maka belum bisa dilepas ke habitatnya. Kapan instingnya akan muncul juga tidak ada patokan waktunya," jelasnya.

Captions: Pegiat konservasi hewan dilindungi Kurniawan (kiri) menyerahkan buaya muara ke BKSDA DIY di kediamannya pada Rabu (18/8/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

Load More