SuaraJogja.id - Penghapusan mural yang berisi kritikan terhadap pemerintah yang terjadi di sejumlah daerah nampaknya juga terjadi di DIY. Mural buatan seniman Jogja, Bamsuck dan empat temannya di Jembatan Kewek pada Sabtu (21/08/2021) juga dihapus aparat pada Minggu (22/08/2021).
Penghapusan mural ini akhirnya viral di media sosial (medsos) Facebook. Bamsuck di dinding profilnya menyatakan muralnya dihapus aparat bahkan kurang dari 24 jam. Penghapusan tersebut disebutnya sebagai bentuk otoriter pemerintah.
Mengetahui muralnya tak ada lagi, Senin (23/08/2021) subuh sekitar pukul 05.00 WIB, Bamsuck sendirian pun kembali menyampaikan kritik di Jembatan Kewek. Dia menulis kalimat "Bangkit Melawam atau Tunduk Ditindasi" di latar cat putih jembatan. Namun sekitar pukul 12.30, sejumlah petugas Satpol PP Kota Yogyakarta kembali menghapus tulisan tersebut.
"[Penghapusan] mural saya sabtu lalu kurang kerjaan. Selama ini belum pernah mural saya dihapus. Baru kali ini [dihapus] karena ada tambahan kritik berupa tulisan dibungkam, stop represi, tiba-tiba dihapus hari minggu, belum ada 24 jam, malah 18 jam sudah duhapus," ungkap Bamsuck ketika ditemui di Jembatan Kewek, Senin (23/08/2021).
Baca Juga: Wawali Jogja Sebut Warganya Paham Aturan PPKM: Mereka Tahu di Rumah Lebih Baik
Menurut seniman 27 tahun ini, Jembatan Kewek selama ini dikenal sebagai media kreatif para seniman mural. Karenanya mereka seringkali menggambar mural di jembatan tersebut sebagai bentuk karya seni mereka.
Tak hanya sebagai karya seni, mural yang dibuat pun seringkali merupakan bentuk penyampaian pesan moral dan kritik sosial. Namun dia tidak tahu mengapa baru kali ini mural yang dibuatnya selama tiga jam tersebut dianggap sebagai salah satu aksi kriminal dan akhirnya harus dihapus.
Namun dimungkinkan karena mural yang dibuatnya juga terdapat kritik yang disampaikan melalui tulisan. Dia tidak menyangka hanya karena tulisan itu, karyanya tiba-tiba tak ada lagi padahal dibuatnya siang hari sekitar pukul 10.30 WIB saat banyak kendaraan lalu lalang di kawasan tersebut.
"Saya kan juga rakyat yang berhak bersuara, apa salahnya bersuara [lewat mural]. Padahal mural saya kan gambar tapi kok dimasukkan ke pasal [dianggap kriminal]," ungkapnya.
Bamsuck heran, Presiden Jokowi dan Kapolri saja tidak mempermasalahkan pembuatan mural yang mengkritiknya. Namun justru pejabat di jajaran bawah yang reaktif terhadap aksi tersebut dengan menghapus mural di sejumlah daerah.
Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Mantap Menetap di Jogja: Semakin Bulat Tekad!
Karenanya Bamsuck dan kawan-kawannya akan kembali membuat mural di Jembatan Kewek. Mereka tidak takut atau khawatir muralnya kembali dihapus.
"Semakin dihapus, akan semakin banyak muncul [mural]," tandasnya.
Sementara Wakil Komandan Operasi Lapangan Wilayah Utara Saptol PP Kota Yogyakarta, Ahmad Solihin petugas menghapus mural karena dianggap meresahkan masyarakat. Aksi tersebut sebagai bentuk provokasi yang tidak tepat di masa PPKM ini.
"Kita baru berfokus pada ppkm, tolong jangan memberi provokasi seperti itu," ujarnya.
Pembuatan mural yang berisi tulisan tersebut, lanjut Solihin melanggar Perda Kota Yogyakarta Nomor 15/2018 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Namun bila hanya berupa gambar maka tidak dipersoalkan seperti yang sudah-sudah.
"Kalau gambar [mural] saja tidak masalah, tapi kalau tulisan-tulisan bisa jadi provokasi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Raffi Ahmad Unggah Surat Dukungan Prabowo untuk Ridwan Kamil, Berujung Dihapus
-
'Sampah' APK Pilkada Jakarta Tembus 69.750, Spanduk Paslon Terbanyak Dicopot Satpol PP
-
Gibran Minta PPDB Online Zonasi Dihapus, Apa Gantinya?
-
Pisang dengan Selotip Karya Maurizio Cattelan Terjual Rp98 Miliar
-
Warpat, Puncak Asri dan Blok Buah Jadi Target Penertiban di Puncak Bogor Besok
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini