Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 24 Agustus 2021 | 08:45 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi memberi keterangan pada wartawan saat meninjau pembagian Kartu Keluarga Sehat (KKS) di Kantor Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jumat (20/8/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta telah menyiapkan sejumlah bantuan termasuk pendidikan anak-anak yang menjadi yatim piatu setelah dua orang tuanya meninggal karena Covid-19. Bantuan tersebut akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2021.

"Dari anggaran (APBD) perubahan ini kami akan mengintervensi keluarga-keluarga itu. Artinya bantuan seperti apa kami siapkan untuk keberlangsungan hidup anak tersebut," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi ditemui wartawan usai Rapat Paripurna pembahasan APBD perubahan 2021, di Kantor DPRD Kota Yogyakarta, Senin (23/8/2021).

Ia mengatakan, sejak Juli lalu, data tersebut mulai diperbarui, sehingga ada 22 anak yatim piatu yang saat ini menjadi targetnya untuk diberikan bantuan, termasuk anak yatim (tidak ada bapak) dan juga anak piatu (tak memiliki ibu)

"Kemarin kami juga sudah bekerja sama dari lembaga dan juga korporasi yang bergerak di bidang sosial. Saya minta agar pendampingan nanti tak dilakukan hanya sementara, tapi berkesinambungan," ujar Heroe.

Baca Juga: Akibat Virus Corona, 334 Anak di Magelang Jadi Yatim Piatu, Bagaimana Masa Depannya?

Bantuan tersebut, kata Heroe, diarahkan untuk berbagai macam, bisa bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), dan lainnya.

"Termasuk pendidikan mereka saat ini. Apakah nanti bentuknya beasiswa kami sedang siapkan mekanisme ke depan," ujar Heroe.

Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk (DP3AP2) dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta Edy Muhammad mengatakan, beberapa anak yatim piatu mengalami syok akibat ditinggal orang tuanya. Maka dari itu, saat ini pihaknya masih melakukan pendampingan psikis ke-22 anak yatim piatu.

"Kami prioritaskan yang yatim piatu, karena dari kondisi yang ada, ditemui ada yang syok, sehingga harus ada pendampingan psikis, untuk memberikan penguatan. Sebenarnya mereka tak mengira kedua orang tuanya meninggal dalam waktu cepat dan akhirnya mereka terguncang," terang dia.

Edy mengatakan pihaknya akan memberi pendampingan sampai anak tersebut merasa tegar dan mandiri.

Baca Juga: 1,5 Tahun Covid-19 Menyebar, 22 Anak di Jogja Jadi Yatim Piatu

"Bukan berapa kalinya (pendampingan), tapi sampai anak-anak itu tersadar, bahwa dia harus bergerak menerima kondisi," jelas Edy.

Mengenai pengasuhan anak yang ditinggal ayah ibunya, kata Edy akan lebih baik dilakukan saudara terdekat. Akan tetapi, jika keluarga terdekat tidak sanggup merawat dan menjamin keberlangsungan hidup anak, Pemkot akan mencarikan orang tua, atau pengasuh alternatifnya.

Load More