Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Kamis, 26 Agustus 2021 | 19:39 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menaiki sepeda motor roda tiga yang diberikan ke empat kalurahan, Kamis (26/8/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Sebanyak empat kalurahan di Kabupaten Bantul mendapat bantuan sarana dan prasarana terkait dengan evakuasi bencana. Empat kalurahan itu antara lain Kalurahan Terong dan Temuwuh, Kapanewon Dlingo; Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan; dan Kalurahan Bantul, Bantul. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto menyampaikan bahwa keempat wilayah tersebut rawan terjadi bencana alam. Misalnya di Dlingo termasuk wilayah yang rawan terjadi tanah longsor. 

"Alasannya ketika terjadi bencana alam mereka lebih siap dengan apa yang sudah diberikan," tutur Dwi pada Kamis (26/8/2021). 

Adapun bantuan yang diserahkan yakni empat unit sepeda motor roda tiga untuk mempercepat proses evakuasi. Selain itu ada gergaji mesin, handy talky (HT), senter yang dipasang di kepala, dan 10 tali tambang.  

Baca Juga: Pria Asal Bantul Alami Cedera Kepala Usai Hajar Truk Molen yang Tengah Parkir

"Nilai total belanja bantuan ini mencapai Rp200 juta. Sumbernya dari APBD Bantul, sementara yang paling mahal motornya sekitar Rp30 juta per unit," terangnya. 

Menurutnya, bantuan tersebut merupakan tindak lanjut dari program Pagu Indikatif Kecamatan (PIK). Jadi usulan PIK yang diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. 

"Kami hanya memfasilitasi pengadaan peralatannya," kata dia. 

Dwi berharap bantuan itu dapat meningkatkan kapasitas desa/kalurahan dalam menghadapi bencana alam. Sementara untuk kecamatan-kecamatan lain yang belum mengusulkan segera memberikan usulan PIK. 

"Harapan ke depannya kalurahan lain segera memberikan usulan PIK supaya mempercepat proses evakuasi kejadian bencana," imbuhnya. 

Baca Juga: Bakul Bensin Eceran Protes Kehadiran Pertashop, Begini Respons Dinas Perindustrian Bantul

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebutkan bila di Bumi Projotamansari mirip seperti minimarket bencana alam. Semua potensi bencana alam ada di Bantul mulai dari gempa bumi, kebanjiran, longsor, hingga angin kencang. 

"Oleh karena itu perlu langkah-langkah antisipatif dengan melibatkan partisipasi dari semua pihak di bawah pengelolaan manajemen yang terukur dan terencana," ujarnya. 

Sehingga dengan alat-alat yang diberikan dapat mengurangi risiko bencana. Efeknya dampak ekonomi bisa jauh lebih murah. 

"Berkaca dari hal itu kami perlu investasi sebelum terjadi bencana alam," katanya. 

Load More