SuaraJogja.id - COVID-19 ini nampaknya membunuh siapa saja tanpa terkecuali, termasuk para kyai di pondok pesantren (ponpes). Berdasarkan data Kemenag RI, sebanyak 723 kyai yang mengajar di berbagai ponpes di Indonesia meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.
"Padahal satu kyai itu muridnya kadang 10 ribu kan," ujar Ketua Satgas COVID-19 Baznas Indonesia sekaligus Pimpinan Baznas RI, Saidah Sakwan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (27/08/2021).
Karenanya Baznas, menurut Saidah membuat program "Kita Jaga Kyai" agar tidak semakin banyak kyai yang terpapar COVID-19. Apalagi saat ini banyak klaster penularan COVID-19 muncul di ponpes.
Program tersebut direalisasikan melalui vaksinasi massal di ponpes-ponpes. Vaksinasi dilaksanakan untuk mengantisipasi potensi penularan virus yang cukup besar di ponpes karena kyai dan para santri yang kontak erat setiap harinya.
Di DIY, vaksinasi massal sudah dilakukan di Ponpes Krapyak 3.000 kyai dan santri. Di Sleman, vaksinasi diikuti 1.000 santri dan kyai.
"Kemudian di pesantren mualimin [vaksinasi diikuti] 1.000 orang. Kita coba mempercepat vaksinasi di kalangan santri," jelasnya.
Saidah menyebutkan, Baznas juga melaksanakan program mitigasi. Diantaranya dengan pemeriksaan kesehatan kepada semua kyai, terutama pengasuh ponpes.
Ruang isoman juga disediakan bagi kyai yang tidak memungkinkan untuk isolasi di ponpes saat terpapar virus. Namun bila mereka tetap memilih isoman di ponpes pun, sejumlah paket obat untuk isoman juga diberikan.
"Karena kita berkeyakinan kalau anak-anak dan kyainya tervaksin maka proses belajar mengajar maka orang-orang yang berdedikasi untuk keagamaan itu akan kita perkuat," ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di DIY Bertambah 795 orang, Paling Banyak dari Sleman
Saidah menambahkan, Baznas juga mensuport santri yang terpapar COVID-19 saat isolasi. Contohnya 86 santri dan kyai Pesantren Bumi Cendekia yang harus isolasi di rumah susun asrama Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM setelah terpapar COVID-19.
Dukungan dimulai saat Baznas melakukan tes rapid antigen kepada santri dan guru sekolah. Dari 150 orang yang tes, tercatat 86 guru dan santri yang dinyatakan positif COVID-19.
"Kemarin mau kita vaksinasi, kita mitigasi dulu [dengan tes antigen] ternyata 86 [orang] positif," paparnya.
Kepala PIAT UGM, Taryono sebelumnya mengungkapkan pasien mulai menempati fasilitas isolasi terpadu PIAT UGM sejak Selasa (24/08/2021) lalu. Mereka dirujuk dari Puskesmas Mlati 2 setelah dinyatakan positif COVID-19.
"Para pasien yang melakukan isolasi di selter ini mendapatkan fasilitas obat-obatan, peralatan mandi, serta makan tiga kali sehari," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025
-
BRI 130 Tahun: Dari Pandangan Visioner Raden Bei Aria Wirjaatmadja, ke Holding Ultra Mikro
-
2 Juta Wisatawan Diprediksi Banjiri Kota Yogyakarta, Kridosono Disiapkan Jadi Opsi Parkir Darurat
-
Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
-
Menjaga Api Kerakyatan di Tengah Pengetatan Fiskal, Alumni UGM Konsolidasi untuk Indonesia Emas