SuaraJogja.id - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo masih menemukan sejumlah persoalan terkait dengan bantuan sosial (bansos) di masyarakat. Termasuk salah satu di antaranya terkait pendataan penerima manfaat yang ternyata sudah meninggal dunia.
Hal itu ditemukan Kustini ketika memimpin rapat terbatas dengan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), pada Selasa (31/8/2021) siang.
Berdasarkan hasil rapat itu, ditemukan bahwa Kapanewon Depok menjadi wilayah yang paling banyak muncul permasalahan. Tercatat setidaknya ada 8 data keluarga penerima manfaat (KPM) yang bermasalah.
"Tadi kita temukan ada yang ternyata sudah meninggal dan sudah dicek sampai ke makamnya. Dan ada data yang tidak sesuai lain yang harus segera dibenahi," kata Kustini kepada awak media.
Baca Juga: Akselerasi Vaksinasi Pelajar, BIN dan Pemkab Sleman Sasar 1.000 Lebih Siswa dari 5 Sekolah
Selain ditemukan data penerima manfaat yang ternyata sudah meninggal dunia. Ia juga mendapati penerima manfaat yang ternyata sudah pindah tempat tinggal dan datanya tidak sesuai.
Tidak hanya itu, permasalahan lain yang ditemukan Kustini kemudian berkaitan dengan penerima manfaat yang tidak mempunyai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
"Dan juga banyak KKS yang tidak padan dengan data yang ada di Dukcapil," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kustini juga mendapat laporan bahwa permasalahan tentang bansos juga terjadi di Kapanewon Sleman. Di sana, pihaknya mendapat laporan data sebanyak 134 KPM yang tidak ditemukan dalam data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan 23 KPM yang tidak memiliki KKS sembako.
Kustini menuturkan selain persoalan data ternyata akses mencetak KKS juga masih mengalami kendala. Pasalnya selama ini bank yang ditunjuk sebagai penyalur bansos PKH di Bumi Sembada belum dapat melayani cetak kartu tersebut.
Baca Juga: Sebanyak 97 Penghuni Pondok Pesantren di Sleman Positif Covid-19
"Ini sebenarnya teknis yang tentu mengganggu dan merugikan masyarakat. Dalam waktu dekat akan saya komunikasikan dengan pihak terkait agar bisa mempermudah masyarakat," tegasnya.
Kustini juga meminta Dinas Sosial dan instansi terkait untuk bisa segera bertindak cepat. Sehingga kevalidan data itu bisa dipastikan lagi lalu bantuan bisa segera diterima masyarakat yang memang berhak mendapatkan
"Saya minta agar data yang salah untuk bisa segera diperbaiki secara berjenjang sesuai prosedur laporan," ucapnya.
Ditambahkan Kustini, dalam kesempatan ini ia juga mengingatkan agar pendamping PKH tidak bermain dengan menyalahi aturan atau nakal.
Mengingat dalam satu bulan terakhir, berbagai kasus pemotongan bantuan PKH berhasil diungkap. Bahkan lebih miris lagi yang menjadi tersangkanya adalah pendamping.
"Saya juga tekankan agar jangan ada yang nakal. Karena itu hak rakyat ya harus untuk rakyat. Jangan ada potongan dengan alasan apapun. Saya tidak mentolelir tindakan seperti itu," tandasnya.
Berita Terkait
-
Daftar Bansos Cair Bulan April 2025, Siapa Saja yang Berhak Menerima
-
Kenali 5 Masalah Kulit Setelah Mudik dan Cara Mengatasinya
-
Tak Larang Pendatang, Pemprov DKI: Minimal 10 Tahun Baru Dapat Bansos
-
BPNT: Benarkah Efektif Tingkatkan Gizi Keluarga Kurang Mampu? Ini Faktanya!
-
Saldo Dana Bansos BPNT 2025 Senilai Rp 600 Ribu, Begini Cara Mendapatkan dan Syaratnya
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!