SuaraJogja.id - Praktik pertanian yang saat ini masih dilakukan sebagian masyarakat diketahui sudah muncul sejak 8000 Sebelum Masehi di kawasan Mesopotamia. Hal itu berdasar bukti peninggalan artefak yang kemudian disepakati oleh para ahli prasejarah.
Di Indonesia, bukti praktik bertani telah tercatat sejak masa pra kolonial. Berdasarkan catatan yang disampaikan Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya, di Jawa, sawah yang merupakan bidang praktik pertanian telah ada sejak lama.
Tetapi seiring bergantinya masa dan zaman, sektor pertanian mengalami krisis. Selain lahan, yang paling krusial yakni regenerasi petani yang berjalan lambat. Tak sedikit yang bahkan profesi ini kehilangan penerusnya.
Berdasar catatan Kementrian Pertanian, saat ini petani muda di Indonesia hanya berjumlah 2,7 juta orang saja. Jumlah ini apabila diprosentase hanya sekitar 8 persen dari total petani di Indonesia yakni 33,4 juta orang.
"Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial atau petani yang sudah tua," terang Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Dedi Nursyamsi awal 2020 lalu.
Di tengah isu besar mengenai krisis regenerasi petani, beberapa petani muda di Yogyakarta berhasil membuktikan bahwa terjun ke sawah dan bercocok tanam juga sama kerennya dengan mereka yang kerja kantoran, di kafe atau mengenakan seragam ASN.
SuaraJogja.id berkesempatan bertemu dengan mereka para petani muda di Yogyakarta yang kini menuai kesuksesan dari hasil bertani. Salah satunya yakni Maulana Pratama Dewa.
Pemuda yang masih berusia 18 tahun ini sejak kecil menjadikan lahan persawahan menjadi tempat bermain sekaligus untuk menghasilkan uang.
Awalnya pemuda asal Karang Kalasan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman ini memang menganggap sawah hanya sebagai tempat bermain laiknya anak kecil lainnya. Namun semakin bertambahnya usia, tumbuh kesadaran dalam diri Dewa untuk mewarisi profesi bertani yang dilakoni orang tuanya.
Baca Juga: Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci
"Dulu itu saya main, biasa anak kecil ke sawah. Lalu mainnya sambil megang traktor besar itu. Kelas 5 SD itu saya sudah bisa pegang traktor sendiri dan terus-menerus sampai sekarang," kata Dewa.
Dewa mengaku memang sudah sejak kecil menyukai tanaman dan sawah. Selain suasana sejuk yang dirasakan, pemandangan pun selalu menyegarkan matanya.
"Jadi memang bukan disuruh orang tua (untuk jadi petani). Kalau orang tua itu justru membebaskan saya mau menjadi apa," ucapnya.
Kecintaan Dewa pada dunia pertanian itu semakin dibuktikan dengan jenjang pendidikan yang diambil. Saat ini, di tengah kesibukannya bertani ia juga terdaftar sebagai salah satu siswa kelas 2 SMK Perkebunan MM 52 di Yogyakarta.
Target yang dimiliki pun sudah jelas. Setelah lulus dari SMK, Dewa telah memantapkan pilihan untuk melanjutkan pendidikannya di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
"Ya kalau di sini ngga ada sekolah pertanian tapi di Jogja cuma ada SMK Perkebunan. Jadi memang ke SMK Perkebunan dulu baru nanti mau ke Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan). Sudah ada target memang," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 7 Rekomendasi Tablet Murah Memori 256 GB Mulai Rp 2 Jutaan, Ada Slot SIM Card
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Sisi Lain Muhammad Ardiansyah: Tangguh di Bawah Mistar, Bucin ke Pacar
-
Cerita Tante Brandon Scheunemann Blusukan ke Pelosok Papua demi Sepak Bola Putri
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu