SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Termasuk awan panas guguran yang sempat meluncur dari puncak Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran itu hanya teramati satu kali. Tepatnya pada periode pengamatan Kamis (2/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB.
Awan panas guguran itu tercatat pada pukul 04.01 WIB yang dicatat oleh seismogram dengan amplitudo 59 mm dan durasi 165 detik. Saat itu cuaca berkabut, estimasi jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.
Asap kawah juga teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Aktivitas Merapi Melandai, 24 Jam Terakhir Hanya 6 Kali Guguran Lava Jarak Terjauh 2 Km
Selain awan panas ada pula guguran lava dalam pengamatan 24 jam tersebut.
"Teramati 4 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/9/2021).
Dalam pengamatan enam jam kali ini visual gunung tertutup kabut. Membuat asap kawah juga tidak bisa teramati di atas puncak kawah.
Adapula aktivitas kegempaan yang masih terus terjadi mulai dari kegempaan guguran sebanyak 301 kali dan hembusan sejumlah 364 kali.
Sementara dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Jumat (3/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tidak tercatat aktivitas yang begitu signifikan.
Baca Juga: Magelang Kembali Hujan Abu, Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 3 Kilometer
Awan panas yang sebelumnya muncul kali ini tidak tercatat. Dari segi visual asap di puncak kawah pun juga tidak teramati.
Dalam periode pengamatan enamjam tersebut hanya teramati guguran lava. Dengan arah guguran yang masih menuju ke barat daya.
"Asap kawah tidak teramati. Teramati 1 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.000 meter," tuturnya.
Aktivitas kegempaan dalam periode itu juga masih terjadi. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 72 kali dan kegempaan hembusan sejumlah 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah