Berhasil menarik perhatian di media sosial, Habib mendapat banyak pesan pribadi di akun Instagram. Banyak orang yang menanyakan tarif dan bagaimana menyewa jasanya.
"Nah dengan ide pakaian adat ini jadi lebih fresh. Jadi yang kami sediakan pakaian lurik dan beskap. Baru dua pakaian itu yang kami tawarkan," kata dia.
Sebelum PPKM pada awal Juli 2021 lalu, dirinya biasa mendapat 30 orderan dari pelanggan. Semenjak PPKM diterapkan hingga ada kelonggaran, saat ini sekitar 10 orang pelanggan per hari yang menggunakan jasanya.
"Jadi ada satu keluarga yang melintas misalnya, ya kami tawarkan. Selain itu juga lewat media sosial. Tapi kebanyakan responsnya dari media sosial lalu kami bertemu di Malioboro," kata Habib.
Meski sempat PPKM dan tidak banyak orang di Malioboro, momen itu dianggap lebih nyaman saat mengambil foto. Habib tidak berambisi untuk mendapat pelanggan yang banyak saat situasi saat ini, namun dirinya mensyukuri berapapun jumlah pelanggan yang meminta dan menyewa jasanya dalam sehari.
Tarif untuk jasanya dibayar per file foto yang dipilih. Habib mematok harga Rp5 ribu per file. Selain itu untuk jasa persewaan satu set baju adat sekitar Rp20-25 ribu.
"Nanti mereka pilih file-nya, tidak harus diambil semua fotonya. Nanti tinggal dikali Rp5 ribu," kata dia.
Habib menjelaskan bahwa ia tidak bergerak sendiri. Banyak warga sekitar yang ia ajak untuk membantu menjadi perias, tempat berganti pakaian hingga menyediakan baju adat. Saat ini jasa foto jalanan di Malioboro yang ia bangun sudah memiliki paguyuban bernama Pokoke Blangkon. Anggotanya sekitar 20 orang termasuk Habib yang menjadi koordinatornya.
Habib mengatakan bahwa jasa dan paguyuban ini dibangun karena warga merasakan kondisi yang sama yaitu kesulitan ekonomi. Sehingga ide yang ia cetuskan juga sebagai upaya mengajak warga untuk tetap bertahan di tengah pandemi.
Baca Juga: Akses ke Pantai Selatan Disekat, Wisatawan Lewat Jalur Tikus
Terpisah, salah seorang wisatawan asal Depok, Rana Sumantri Sumarna (35), mengatakan, baru kali pertama ia mencoba jasa foto dengan pakaian adat Jogja itu. Selama dirinya berkunjung ke Kota Pelajar, konsep itu baru ia temukan.
"Ya ini cukup baru ya, selama saya ke Jogja belum ada yang menawarkan seperti itu. Saya tahu dari Instagram dan saat berlibur ini sekalian mengajak anak dan istri membuat kenangan liburan yang berbeda," kata dia.
Soal harga, kata Rana juga termasuk terjangkau. Tidak sampai Rp200 ribu, dirinya sudah bisa mendapat hasil foto yang bagus dengan latar Malioboro.
"Cukup terjangkau, wisatawan tidak perlu budget lebih untuk mendapat hasil foto sebagus ini. Kami juga bebas mencari spot fotonya," ujar Rana.
Berita Terkait
-
Akses ke Pantai Selatan Disekat, Wisatawan Lewat Jalur Tikus
-
Penyekatan di TPR, Begini Modus Wisatawan agar Bisa Tetap Sampai Ke Pantai Gunungkidul
-
Pamer Foto Cakep dengan Latar Belakang Gedung Bertingkat, Fotografernya Ternyata...
-
Malioboro Mulai Ramai tapi Belum Ada Pengecekan Vaksin, Ini Kata Pemkot Jogja
-
Menikah Hasil Perjodohan, Pengantin Ini Jual Mahal Hingga Bikin Kesal Fotografer
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Gelar Pahlawan Soeharto: UGM Peringatkan Bahaya Penulisan Ulang Sejarah & Pemulihan Citra Orde Baru
-
Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Jogja, 8 Dapur Ditutup, Pemda Bentuk Satgas
-
Libur Nataru di Jogja, Taman Pintar Hadirkan T-Rex Raksasa dan Zona Bawah Laut Interaktif
-
Nyeri Lutut Kronis? Dokter di Jogja Ungkap Rahasia UKA: Pertahankan yang Baik, Ganti yang Rusak
-
Target Tinggi PSS Sleman di Kandang Barito: Bukan Sekadar Curi Poin