Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 08 September 2021 | 10:20 WIB
[ILUSTRASI} Rumah warga di Pedukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman yang terdampak proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai dibongkar, Jumat (3/9/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Ia menyatakan bakal memanfaatkan uang ganti rugi itu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dulu. Selain rumah pengganti, alokasi biaya pendidikan untuk anak dan investasi di masa mendatang yang paling utama saat ini.

"Kalau mindset saya dan anak-anak itu alokasi dana untuk hal penting dan krusial contohnya tadi rumah yang hilang harus punya pengganti rumah. Kemudian kan kita ngga ngerti kapan digusur. Intinya apa yang paling pokok dibutuhkan itu yang kita kejar dulu," tegasnya.

Sementara itu Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro mengatakan pembebasan lahan warga untuk proyek pembangunan jalan tol jangan hanya dipandang sebagai suatu yang menguntungkan saja. Tetapi ada sisi lain yang juga dirasakan warga.

"Warga ini juga sudah susah. Jangan hanya memandang warga terima uang miliaran," kata Heky.

Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: Karyawan Alfamart dan Indomaret Kompak, Miliarder Dadakan Beli Vila

Menurutnya jika diberi pilihan warga juga bakal memilih untuk tidak terdampak tol. Sehingga mereka tidak perlu pindah dari tanah dan rumah yang mereka tempati lebih dari puluhan tahun.

"Kalau warga itu bisa menghindari atau mengelak pasti mereka tidak mau pindah. Jangan hanya memandang warga terima uang miliaran bisa untuk beli ini beli itu. Jangan seperti itu. Justru ke psikisnya warga. Berat, pindah rumah itu berat apalagi di situ sudah tinggal hampir 50 tahun," tandasnya.

Load More