SuaraJogja.id - Sebanyak 24 SMA/SMK di DIY siap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pasca diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Ke-24 sekolah ini merupakan SMA/SMK yang pada awal Juli 2021 lalu sudah siap menerapkan uji coba PTM terbatas.
"Ujicoba percontohan kembali melakukan ptm, khususnya bagi sekolah yang sudah siap tatap muka terbatas. Sekarang ini ada 24 sekolah, waktu juli lalu 10 sekolah kemudian tambah jadi 24 [sekolah] yang menyatakan kesiapannya," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY, Didik Wardaya saat dikonfirmasi, Rabu (08/09/2021).
Menurut Didik, sekolah yang nantinya akan ujicoba terbatas PTM maksimal hanya diperbolehkan mendatangkan 50 persen siswa ke sekolah secara bertahap. Setiap kelas maksimal hanya boleh diisi 18 siswa dari total 36 siswa per kelas. Jam belajar luring terbatas pun tidak lebih dari jam normal.
Di DIY sendiri, sebenarnya semua sekolah relatif siap untuk menggelar PTM. Mereka pun sudah berlomba-lomba menerapkan aturan yang ditetapkan untuk bisa tatap muka sejak Lebaran 2021 lalu.
Baca Juga: DIY Terapkan PPKM Level 3, Pedagang di Malioboro Boleh jualan Sampai Jam 9 Malam
Masing-masing satuan gugus tugas (satgas) COVID-19 sekolah pun sudah dibentuk dan melakukan pengawasan. Mulai dari penyelenggaraan fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang sesuai protokol kesehatan (prokes) hingga percepatan vaksinasi.
"Karenanya kami memetakan sekolah-sekolah mana saja yang benar-benar siap ujicoba ptm terbatas," ujarnya.
Terkait vaksinasi, lanjut Didik, sekitar 52 persen dari sekitar 144 ribu siswa di 163 SMA dan 220 SMK negeri maupun swasta di DIY sudah mengikuti vaksinasi, minimal dosis pertama. Sedangkan di tingkat SMP/MTs jauh lebih tinggi angkanya. Contohnya di Kulon Progo, 80 persen siswa SMP/MTs di kabupaten tersebut sudah divaksin.
"Masing-masing kabupaten berbeda-beda ya, tapi sudah diatas 50 persen," jelasnya.
Sementara untuk PTM siswa di tingkat SD, kewenangan berada di kabupaten/kota. Namun Didik berharap kabupaten/kota menerima berbagai masukan dan pertimbangan terlebih dulu dari sejumlah pihak sebelum menggelar PTM. Sebab siswa di SD belum mendapatkan vaksinasi karena masih dibawah usia 12 tahun.
Baca Juga: Polda DIY Amankan Sindikat Skimming ATM, Rugikan Korban Hingga Rp21 Juta Lebih
"Ya kalau mau buka ptm secara terbatas di sekolah dasar, satgas harus benar-benar mengawasi di sekolah," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Dilarang Sekolah, Bocah Perempuan Afghanistan Dipaksa Jadi Penenun Karpet
-
Gus Ipul Tegaskan Murid Sekolah Rakyat Tak Boleh Kerja Sampingan: Kebutuhan Ditanggung Negara
-
Pemerintah Lebih Pilih Guru ASN dan PPPK untuk Sekolah Rakyat, Ini Kata Mensos
-
Jemaah Haji Wajib Vaksinasi Meningitis dan PolioSebelum ke Tanah Suci, Kemenkes Ungkap Alasannya!
-
Tak Sekadar Olahraga, Sekolah Ini Gelar Fun Run Untuk Angkat Nilai Kebersamaan dan Solidaritas
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan