SuaraJogja.id - Khoiry Nuria Widyaningrum (36) adalah salah satu guru di Sleman atau bahkan Indonesia yang mendapat kesempatan sangat langka. Bagimana tidak? Rumahnya di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman itu dikunjungi, bahkan dibuat menginap oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada Senin (13/9/2021) kemarin.
Meskipun sempat kaget dan tidak percaya dengan kedatangan Menteri Nadiem tersebut, tapi nyatanya kesempatan itu tidak sia-siakan oleh perempuan yang akrab disapa Nuri tersebut. Ia bahkan tidak segan 'curhat' langsung kepada Mendikbudristek itu.
Nuri mengatakan, salah satu topik yang diperbincangkan adalah mengenai Guru Penggerak. Termasuk dengan evaluasi program Guru Penggerak itu sendiri.
"Saya tanya apa endingnya setelah ini (program Guru Penggera), harus ada follow up to Pak Menteri," kata Nuri saat ditemui awak media di rumahnya, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga: Rumahnya Jadi Tempat Menginap Menteri Nadiem, Guru di Sleman Ini Bingung Soal Menu Sarapan
Nuri turut menyinggung terkait dengan komunitas sebagai wadah untuk menampung hasil dari program Guru Penggerak ini.
"Kalau enggak dibikinkan wadah ke depan sayang, ini program sudah bagus banget. Diklat selama 9 bulan, biasanya hanya 3 minggu diklat yang pernah saya ikuti. Paling maksimal 6 bulan," sambungnya.
Ia mengakui sudah cukup merasakan internalisasi dari program tersebut walaupun terhitung baru sekitar satu bulan ini mengikutinya.
"Tapi saya juga mengutarakan beberapa masukan bahwa harus ada wadah komunitas. Kemudian harus ada komunikasi yang intens antara leader-leader kita biar enggak missed gitu," ungkapnya.
Disampaikan Nuri, Menteri Nadiem sangat terbuka dengan sejumlah saran yang diutarakan tersebut. Memang tidak dipungkiri juga bahwa fasilitator yang merupakan salah satu orang yang termasuk dalam tim Pendukung selain Pengajar Praktik Guru Penggerak itu belum semua sesuai ekspektasi.
Baca Juga: Viral Wanita Pamer Vila Kelas Dunia Bikinan Kakak, Emak-Emak Serbu Ruang Rias Pengantin
"Terbuka banget Mas Menteri. Ya tidak semua fasilitator mungkin memang sesuai ekpektasi dan pasti ada kelemahannya. Makanya nanti di setiap angkatan akan diperbaiki terus," tuturnya.
Nuri bahkan sempat menanyakan kepada Menteri Nadiem untuk apa sebenarnya program Guru Penggerak ini. Ternyata kata Nuri, untuk menyiapkan kader-kader pemimpin di masa depan.
"Jadi alumni guru penggerak itu nanti akan diproyeksikan menjadi kepala sekolah, pengawas dan kepala dinas. Biar sekolah-sekolah itu dipegang oleh guru-guru yang memang sudah terseleksi karena kemarin juga seleksinya (guru penggerak) sangat ketat kan. Jadi memang orang-orang terpilih," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, disampaikan Nuri, Menteri Nadiem juga memberi banyak motivasi kepada guru-guru terkait dengan merdeka belajar. Tujuannya untuk bisa mengembalikan fitrah pendidikan selama ini.
"Bahwa tidak hanya akademik yang dituntut tapi sebenarnya pendidikan itu menuntun kodrat dan untuk mencapai kebahagaian dan keselamatan buat anak. Harus berhamba pada siswa, kepentingan siswa harus nomor satu," ujarnya.
Nuri tidak menampik bahwa dirinya sangat senang bisa mengutarakan aspirasinya langsung kepada Mendikbudristek. Pasalnya belum tentu ada orang lain yang mempunyai kesempatan serupa.
"Seneng banget bisa mengutarakan aspirasi yang jadi unek-unek saya selama ini tentang pendidikan langsung ke Pak Menteri. Itu yang sangat berkesan dan tidak semua guru penggerak, guru di Indonesia punya kesempatan itu. Biasanya oke kesempatannya didatangi mas menteri di sekolah tapi kan tidak bisa seintens ini ngobrol, makan bareng," paparnya.
Sebelumnya diketahui bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menumpang inap di rumah seorang guru saat kunjungan kerjanya ke Sleman, DI Yogyakarta pada Senin (13/9/2021) kemarin.
Nadiem diketahui bermalam di rumah seorang guru di SDN Jetisharjo, Kabupaten Sleman, Khoiry Nuria Widyaningrum (36) yang juga merupakan calon Guru Penggerak angkatan ketiga.
Setelah semalam menginap, Nadiem melanjutkan kunjungan kerjanya ke SD Muhammadiyah, SMP Taman Dewasa Jetis, SMA Ma’arif dan berdialog dengan kepala-kepala sekolah se-DI Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Diumumkan saat Tahun Ajaran Baru, Abdul Mu'ti Rombak Sistem Pendidikan Era Nadiem?
-
Viral Siswa SMA Tak Bisa Jawab Soal Pembagian, Publik Ramai Salahkan Nadiem Makarim
-
Nadiem Makarim Berharap Keberlanjutan Kurikulum Merdeka, Netizen: Lebih Baik Tak Usah Berharap!
-
Jebolan UCB vs Harvard: Siapa Lebih Unggul Pimpin Pendidikan RI, Satryo Brodjonegoro atau Nadiem Makarim?
-
Tak Masuk Kabinet Prabowo Gegara "Kurikulum Merdeka" Gagal? Profesor Ini Sindir Nadiem: Kegagalan Terbesar Mulyono
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Tak Gelar Kampanye Akbar, Paslon Harda-Danang Lakukan Hal ini di 17 Kapanewon
-
Latihan Intensif Tak Berdampak, PSS Sleman Dipermalukan Tamunya PSBS Biak
-
Menteri Kebudayaan Buka Pekan Warisan Budaya Takbenda di Jogja, Optimisme Jadikan Kebudayaan Indonesia Mendunia
-
Penuhi Kebutuhan Kambing Secara Mandiri, Untoro-Wahyudi Luncurkan 1 Desa 1 Entrepreneur
-
Cari Properti di Surabaya, Cari Infonya di KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya