Ajeng melihat sekolah daring justru menimbulkan banyak hal buruk. Misalnya saja ancaman terhadap kesehatan mata. Karena terpapar gawai dalam waktu lama, tak sedikit anak-anak yang terkena minus di masa pandemi. Kelelahan otak sementara ruang gerak terbatas juga menjadi kendala tersendiri.
"Ancaman obesitas dan tantrum emosi tinggi," ungkap Ajeng.
Ia mengaku tak khawatir bila PTM akan dibuka, karena dia sudah cukup yakin anak saya dan teman-temannya sudah bisa diarahkan untuk menerapkan prokes ketat.
"Guru-guru sudah tervaksin dan sarpras prokes di sekolah sudah siap," tegasnya.
Baca Juga: Komisi IX Apresiasi Penerapan Wolbachia untuk Tekan Kasus DBD di Sleman
Pertimbangan lain PTM harus segera dibuka yakni dengan beban mata pelajaran yang semakin sulit, anak membutuhkan peran guru dan diskusi antar teman.
"Ruh dari guru mengajar dan sekolah tidak bisa ditemui bersama orang tua. Orang tua juga punya beban ganda baik itu pekerjaan rumah, pekerjaan kantor pribadi dan mengajari anak," bebernya.
"Ketika anak dan orang tua mentok tidak bisa menyelesaikan tugas mata pelajaran, anak kecewa dan ortu bingung. Lalu frustasi, itu mempengaruhi mental anak akhirnya jadi malas mengerjakan tugas," sambung Ajeng.
Terakhir namun sangat penting dipahami, sistem penilaian sekolah daring yang tidak bisa terukur bahkan tidak fair.
"Penilaian selama sekolah daring membuat anak pintar jadi bodoh. Anak bodoh jadi pintar, kejujuran diragukan. Kebijakan penilaian ada di tangan guru dengan indeks yang sulit dilakukan penilaian," tuturnya.
Baca Juga: Bocah SD di Sleman Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamarnya, Diduga Merasa Tertekan
Situasi pembelajaran yang berlangsung saat sekolah daring membuat anak yang semula tidak bisa, menjadi terlihat nilai tinggi. Karena tugas-tugas yang dibuat didampingi oleh ayah, ibu, kakak. Sedangkan anak yang awalnya selama sekolah luring memperoleh nilai baik, tiba-tiba anjlok karena minim didampingi orang tua saat mengerjakan tugas. Dengan demikian, membuat anak kecewa dan malas belajar.
Berita Terkait
-
Geger! Ibu Asuh di AS Diduga Jual Anak demi Seekor Monyet Eksotis
-
Tips Disayang Suami dan Anti Pelakor ala Atalia Praratya, Kini Diduga Diselingkuhi Ridwan Kamil
-
Seorang Ibu Tega Tukar Anak Asuh dengan Seekor Monyet Eksotis di Texas!
-
Kisah Norma Risma Versi India, Ibu Kawin Lari dengan Calon Menantu Menjelang Pernikahan Putrinya
-
Diterpa Rumor Perceraian dengan Barack Obama, Michelle Obama Ungkap Fakta Sebenarnya!
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal