SuaraJogja.id - Mengajak orang dalam hal kebaikan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan kerap kali orang mendapat tudingan hingga harus dijauhi teman bahkan malah keluarga dekat.
Tidak semua orang bisa bertahan untuk tetap berada di jalan yang lurus. Kadang kala mereka harus mengikuti alur lingkungan dan tak bisa banyak berbuat.
Hal itu sempat dirasakan salah seorang wanita asal Sumberharjo, Prambanan, Sleman. Kader keamanan pangan dari Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DI Yogyakarta ini harus kuat mental dengan nyinyiran dan pembicaraan temannya karena tak sepakat dengan pikiran dia.
Siti Nurhayati (50) adalah salah seorang Kader Kemanan Pangan dari Gendarku Bebas Boraks (GeBer). Yaitu prgram yang dicetuskan BBPOM DIY sebagai inovasi untuk menciptakan masyarakat waspada dan peduli dengan kualitas makanan gendar atau kerupuk dari olahan nasi.
Di wilayahnya memang masih banyak warga yang membuat gendar (kerupuk dari nasi) dengan campuran boraks atau nama lainnya bleng. Selain murah, adonan nasi nantinya jauh lebih mudah ketika diolah.
"Jadi gendar itu kan makanan tradisional ya. Di tempat kami memang banyak hajatan, nah setelah selesai ada sisa nasi. Sisa tersebut biasa dimanfaatkan untuk membuat gendar. Selain murah orang suka dengan camilan itu," ujar Siti ditemui SuaraJogja.id, usai acara penerimaan penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) kepada BPOM sebagai pencetus Duta Keamanan Pangan Terbanyak se-Indonesia di kantor BBPOM DIY, Kota Yogyakarta, Jumat (10/9/2021).
Siti, selain kader Keamanan Pangan, wanita tersebut juga kader kesehatan di PKK Prambanan. Aktivitasnya tak jauh dengan mensosialisasikan kesehatan dalam kandungan makanan yang baik dikonsumsi warga.
Ia tak menampik jika di wilayahnya masih banyak orang yang membuat kerupuk dari nasi itu dengan bleng/boraks. Hal itu tentu berbahaya jika warga terlalu sering mengonsumsi boraks.
"Eyang kita dulu kan menggunakan boraks pada campuran gendar. Hal itu perlahan kami ubah dengan mengganti dengan tepung kanji, sehingga kandungan gendar jauh lebih sehat," ujar dia.
Baca Juga: BPOM Berikan Izin Darurat Vaksin Janssen dan Covidecia, Berapa Efikasinya?
Sebagai kader, Siti juga dibantu dengan duta keamanan pangan lainnya. Sedikitnya ada 22 orang yang membantu dia untuk merubah pandangan warga terhadap pemakaian boraks.
Tak jarang saat sosialisasi dia mendapat gunjingan. Bahkan nyinyiran karena pendapatnya tak disetujui dengan orang lain.
Penggunaan boraks sudah cukup lama dilakukan di desanya. Apalagi dengan boraks adonannya lebih mudah dibentuk. Berbeda dengan penggunaan tepung kanji yang butuh waktu untuk mengolah gendar.
"Kalau keawetannya memang lebih baik pakai tepung kanji, memang saat memipihkan atau membentuk adonan harus pakai tenaga lebih. Nah kalau pakai boraks kadang kan rasanya agak pahit dan getir," ujar dia.
Salah seorang duta keamanan pangan GeBer BBPOM DIY, bernama Elmawati (31) menyebut sebelumnya banyak warga yang memakai boraks untuk membuat gendar.
"Ya boraks itu masih sering digunakan. Memang saat ini masih ada dan dijual di pasar. Sosialisasi ini kami lakukan terus agar mereka memahami," ungkap Elma ditemui di Kantor BBPOM DIY.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Mengejutkan! Ternyata Baru 11 Persen Warga Sleman Pakai Layanan Online Disdukcapil, Apa Alasannya?
-
Padi Reborn Hidupkan Perayaan 10 Tahun DRW Skincare: Malam Glamor Bersama 2.500 Beauty Consultant
-
Terinspirasi Pendidikan Victoria, Sekolah di Kulon Progo Disambangi Gubernur Margaret Gardner
-
BRI Perkuat Diversifikasi Bisnis lewat Second Engines of Growth untuk Dorong Pertumbuhan
-
BJLB1 Jadi Tonggak Penting Pengembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Nasional