SuaraJogja.id - Pendonor darah plasma konvalesen ke Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta menurun pasca meledaknya Covid-19 Juli 2021 lalu.
"Kalau yang (pendonor) plasma konvalesen itu memang agak susah ya. PPKM ini juga tidak banyak," jelas Kepala Bidang 2 Organisasi, PMI Kota Yogyakarta, Edy Buwono ditemui wartawan di Kantor PMI Kota Jogja, Sabtu (11/9/2021).
Edy melanjutkan, dalam sehari PMI Kota hanya menerima 4-5 orang pendonor plasma konvalesen. Bahkan pernah sehari, tidak ada sama sekali.
Berbeda dengan awal tahun 2021, jumlah pendonor lebih banyak dibanding saat ini. Jumlahnya bisa mencapai 10 orang lebih.
Baca Juga: Kapolresta Malang Kota dan Puluhan Anggotanya Donor Plasma Konvalesen
"Jadi yang mendaftar tetap kami periksa, apakah darahnya layak atau tidak. Jadi dalam sehari bisa saja tidak ada yang memenuhi syarat dan ditolak," terang dia.
Edy tak mengetahui persis total pendonor atau jumlah kantong darah plasma konvalesen yang terkumpul. Kendati begitu pihaknya meyakini masih tersedia beberapa kantong namun tak bisa memastikan jumlahnya.
"Jumlahnya belum tahu, tapi karena yang mendonorkan sedikit, kemungkinan juga sedikit ya (ketersediannya)" ujar dia.
Hingga kini, PMI Kota Jogja baru memiliki 1 alat pengolah darah untuk diambil plasmanya. Edy menjelaskan bahwa PMI Kota ingin menambah satu alat baru, namun hal itu terpaksa diurungkan mengingat persoalan kepengurusan di dalam organisasi masih belum menemukan titik terang.
Untuk pendonor plasma konvalesen, setidaknya pasien harus menunggu lebih kurang 3 bulan usai dinyatakan positif Covid-19. Selain itu dalam mengolah darah untuk mendapatkan plasma, sedikitnya membutuhkan waktu 2 jam.
Baca Juga: Daftar Lokasi Pelayanan Donor Plasma Konvalesen di Banten, Bantu Penyembuhan Pasien Covid
Meski pendonor plasma konvalesen masih sedikit, donor darah yang biasa dilakukan PMI masih banyak. Dalam sebulan sedikitnya terkumpul 3.000 kantong darah.
"Untuk donor darahnya masih cukup dan belum pernah kekurangan selama pandemi ini. Jadi kami 24 jam membuka layanan donor darah," terang dia.
Namun selama pandemi Covid-19 ini, jumlahnya terbilang sedikit. Pasalnya sebelum Covid-19 menyebar di Jogja, per bulan pihaknya bisa mendapat 4.000 kantong darah.
"Tapi meski turun, kebutuhan darah di tiap rs masih tercukupi. Kami juga mengupayakan cara lain jika memang kebutuhan banyak dan jumlah kantong darah menipis," kata dia.
Berita Terkait
-
Prediksi Besaran Upah Minimum Jogja 2025 dan Tanggal Penetapannya
-
Night Drive Maut Mahasiswa di Jogja, Dari Buka Celana Sampai Berakhir di Penjara
-
BRI Peduli Bekali Mantan PMI Indramayu Jadi Entrepreneur Handal
-
Arjuna Apartment Dukung Ngayogjazz, Sinergikan Budaya Lokal dan Modernitas
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi