Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 21 September 2021 | 14:47 WIB
ilustrasi pembelajaran tatap muka.

"Kami besok Kamis (23/9/2021) akan bertemu dalam rapat bersama seluruh OPD yang terlibat dalam penanganan Covid-19 dan Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Sleman," tuturnya.

Pertemuan itu dimaksudkan untuk mengomunikasikan rencana PTM dan mendapatkan dukungan. Pasalnya, selain tatap muka terbatas, pada Oktober juga ada Asesmen Nasional Berbasis Komputer bagi siswa jenjang SMP yang mengharuskan siswa datang langsung ke sekolah.

"Biar semua kondusif, dapat dukungan dari pemerintah kapanewon, pemerintah kalurahan, gugus tugas kapanewon, gugus tugas kalurahan. Supaya dapat berjalan kondusif," terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Pada masa tatap muka terbatas, Disdik akan menerapkan 'masa transisi' yang dijadwalkan berlangsung selama dua bulan. Pembelajaran dilakukan dengan pembagian giliran KBM sebanyak 50% dari tiap total jumlah siswa, di masing-masing kelas.

Baca Juga: Tuduh Istri Pernah Selingkuh, Bapak di Sleman Tega Perkosa Dua Anak Kandungnya

Misalnya untuk siswa SD sebanyak 14-16 orang sedangkan kuota siswa SMP 16-18 orang per kelas.

Pembelajaran dalam satu pekan dilakukan satu sampai dua hari, untuk SD hanya dilangsungkan 2 jam dan jenjang SMP selama tiga jam.

"Pengaturan pembagian waktu diserahkan ke sekolah. Kalau SMP karena siswanya banyak bisa kami beri toleransi masuk jam 07.00 WIB sampai 11.00 WIB," ucapnya.

Di pertemuan awal atau transisi bisa digunakan untuk pendampingan guru dan siswa, bukan langsung pembelajaran materi.

"Kedatangan untuk guru dan tendik juga diatur, guru harus datang dulu baru siswa. Kami sudah minta sekolah untuk siap memfasilitasi, diatur seperti apa siswanya," terangnya.

Baca Juga: Bejat! Bapak di Sleman Tega Perkosa 2 Anak Kandung Selama 8 Tahun

Aturan khusus lainnya, kantin tidak boleh buka.

"Tapi ini saya belum matur yang diizinkan buka [jenjang] SMP dan SD atau SMP saja. Bisa saja SMP dulu, kalau hasil evaluasinya baik, baru [disusul] SD [PTM]. Termasuk [PTM] akan [menerapkan] sampling atau serentak, kami tunggu Bupati. Kami siapkan datanya," imbuhnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More